Bisnis.com, JAKARTA – Rencana pengenaan tarif impor baja dan aluminium oleh Amerika Serikat menimbulkan efek domino. Pengenaan ini juga menimbulkan sejumlah risiko tak hanya di AS, namun juga secara global
Mantan Kepala Perwakilan Perdagangan AS, Michael Froman mengatakan salah satu risiko dalam pengenaan tariff impor baja dan aluminium ke AS berdasarkan keamanan nasional, adalah bahwa negara lain dapat menggunakan alasan yang sama untuk memblokir perdagangan.
"AS di bawah pemerintahan Partai Republik dan Demokrat sangat enggan menggunakan [Pasal] 232 [UU Ekspansi Perdagangan] dan pengecualian keamanan nasional, karenanya kami khawatir negara lain akan menyalahgunakannya," ungkap Froman kepada CNBC, Jumat (2/3/2018).
Menurut Froman, yang saat ini berada di bawah Dewan Hubungan Luar Negeri, pengenaan impor ini memicu kekhawatiran pasar akan terjadinya perang dagang. Negara-negara lain dapat mengatakan bahwa pasokan pangan adalah masalah keamanan nasional dan membatasi impor dari AS serta negara lain.
"AS dapat menghadapi banyak rintangan di seluruh dunia," ungkapnya, seraya menambahkan bahwa negara lain mungkin memutuskan untuk bersikap proteksionis, dan meniru AS dalam menggunakan pengecualian keamanan nasional dalam kewajiban perdagangan internasional mereka.
Sebelumnya, Presiden Donald Trump mengatakan pada hari Kamis bahwa AS akan mengenakan tarif 25% untuk baja dan 10% untuk aluminium. Tarif impor tersebut akan diimplementasikan secara luas tanpa menargetkan negara tertentu.
Baca Juga
Rencana ini muncul setelah pemerintah mengumumkan penyelidikan Pasal 232 mengenai impor baja dan aluminium pada bulan April, yang berusaha untuk menentukan apakah impor tersebut merupakan ancaman bagi keamanan nasional AS.
Panen gandum di AS (getty image)
Pertanian adalah sektor yang rentan karena AS adalah penghasil dan pengekspor biji-bijian, jagung dan gandum utama. Seperti yang lainnya, Froman mengatakan ini bukan hanya masalah China, tapi juga masalah kelebihan kapasitas baja dan aluminium secara global yang perlu segera ditangani.
"China tidak terpengaruh oleh rencana ini, pengenaan tariff ini adalah instrumen yang sangat tumpul. Sebaliknya, banyak negara lain akan terkena dampaknya," tambahnya.
Kanada, Brasil dan Korea Selatan menjadi tiga negara pengekspor baja teratas ke AS, sedangkan tiga eksportir aluminium teratas merupakan Kanada, Rusia dan Uni Emirat Arab.