Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Novel Baswedan jadi Vitamin Penambah Semangat KPK

Kepulangan Novel Baswedan seusai menjalani perawatan dianggap sebaagi vitamin penambah semangat bagi KPK.
Penyidik KPK Novel Baswedan didampingi istrinya Rina Emilda memasuki mobil setibanya dari Singapura di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (22/2/2018)./ANTARA-Muhammad Iqbal
Penyidik KPK Novel Baswedan didampingi istrinya Rina Emilda memasuki mobil setibanya dari Singapura di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (22/2/2018)./ANTARA-Muhammad Iqbal

Kabar24.com, JAKARTA- Kepulangan Novel Baswedan seusai menjalani perawatan dianggap sebaagi vitamin penambah semangat bagi KPK.

 

Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Febri Diansyah mengatakan bahwa Novel Baswedan merupakan Ketua Wadah Pegawai KPK yang dipilih oleh mayoritas pegawai komisi tersebut. Kembalinya Novel ke Indonesia, lanjutnya, menambah semangat untuk melakukan kerja pemberantasan korupsi.

 

“Kita harus terima kedatangan Novel dengan gembira dan berbesar hati meski perjuangan ke depan belum selesai bahkan dia belum sembuh, pelaku juga belum ditemukan. Semangat N menginsipirasi kami agar jauh lebih kuat. Kami harap pesan positif ini bisa diterima pihak lain agar penanganan perkara bisa dilakukan dengan tuntas,” paparnya, Kamis (22/2/2018).

 

Sementara itu, Muhammad Isnur, Ketua Bidang Advokasi Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) mengatakan berbagai upaya pendampingan terhadap penyidik KPK Novel Baswedan yang dilakukan oleh pihaknya selama ini belum membuahkan hasil yang memuaskan.

 

“Karena itu kami terus mendorong agar Presiden Joko Widodo mau mengungkap hal ini dengan membentuk tim gabungan pencari fakta agar kasus penyerangan ini bisa terang benderang,” katanya..

 

Menurtnya, Joko Widodo harusnya belajar dari Susilo Bambang Yudhoyono yang membentuk TGPF untuk menyikapi berbagai polemik seperti cicak vs buaya maupun pembunuhan terhadap aktivis HAM, Munir.

 

TGPF, lanjutnya, tidak hanya memberikan dukungan teknis penyelidikan namun dianggap mampu menembus berbagai tekanan politik yang menghambat penyelidikan kasus penyerangan terhadap Novel.

 

Faktor politik, tuturnya, diyakini melatarbelakangi penyerangan tersebut karena Novel merupakan penyidik kasus-kasus korupsi yang melibatkan sejumlah nama besar.

 

“Novel bukan sekedar pribadi tapi penyidik KPK yang menangani kasus besar. Serangan terhadap dia kami curigai berkaitan dengan proses pengungkapan korupsi,” ucapnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper