Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Tiongkok Serbu Batam

Perusahaan daur ulang plastik asal Tiongkok berbondong-bondong datang ke Batam untuk berinvestasi. Diprediksi akan ada 70 perusahaan yang masuk pada Februari 2018, dengan nilai investasi hingga Rp10 triliun.
Kepala BP Batam Lukita Dinarsyah Tuwo menyerahkan berkas perizinan dari fasilitas Izin Investasi 3 Jam (I23J) kepada investor asal Tiongkok, PT Royal Newport Plastic, yang rencananya akan berinvestasi hingga US$30 juta di Batam, Selasa (6/2)./Bisnis-Sarma Haratua Siregar
Kepala BP Batam Lukita Dinarsyah Tuwo menyerahkan berkas perizinan dari fasilitas Izin Investasi 3 Jam (I23J) kepada investor asal Tiongkok, PT Royal Newport Plastic, yang rencananya akan berinvestasi hingga US$30 juta di Batam, Selasa (6/2)./Bisnis-Sarma Haratua Siregar

Bisnis.com, BATAM - Perusahaan daur ulang plastik asal Tiongkok berbondong-bondong datang ke Batam untuk berinvestasi. Diprediksi akan ada 70 perusahaan yang masuk pada Februari 2018, dengan nilai investasi hingga Rp10 triliun.

Salah satunya adalah PT Royal Newport Plastic, yang memanfaatkan fasilitas Izin Investasi 3 Jam (I23J) Badan Pengusahaan (BP) Batam. Fasilitas tersebut diberikan kepada investor yang nilai investasinya di atas Rp50 miliar atau mampu menyerap seribu tenaga kerja.

Untuk tahap awal, perusahaan Tiongkok tersebut berinvestasi US$5 juta atau setara dengan Rp66 miliar.

“Kami seperti mendapat hadiah Imlek dengan masuknya investasi ini,” ujar kepala BP Batam Lukita Dinarsyah Tuwo di ruang VVIP Mall Pelayanan Publik Kota Batam, Selasa (6/2/2018).

Menurutnya, perusahaan tersebut berencana menanamkan modalnya secara bertahap selama beberapa periode. Total investasinya disebut mencapai US$30 juta.

Lukita menegaskan BP Batam siap melayani investor agar usaha yang dijalankan bisa berjalan optimal. Bukan hanya pelayanan perizinan yang berkaitan dengan BP Batam, tapi juga turut mengawal pengurusan izin di lembaga lain.

Jika menemui kendala di lapangan, investor diimbau untuk langsung menghubungi BP Batam. Pihaknya berkomitmen memfasilitasi investor mencari jalan keluar di setiap masalah yang dihadapi.

“Kami senang dengan layanan perizinan yang cepat. Kami berharap ke depan pelayanannya akan tetap cepat dan nyaman seperti sekarang,” ujar salah satu pemegang saham mayoritas PT Royal Newport Plastic Shanhua Yao.

Masuknya 70 investor Tiongkok ke Batam tersebut merupakan salah satu upaya yang dilakukan BP Batam bersama Kadin Kepulauan Riau (Kepri) untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di wilayah itu. Setelah pertumbuhannya sempat jatuh hingga 2,4% pada tahun lalu, Batam optimistis meraih pertumbuhan ekonomi hingga 7% dalam 2 tahun mendatang.

Ketua Kadin Kepri Ahmad Ma’ruf Maulana optimistis bisa mencapai target tersebut secepat mungkin jika pertumbuhan investasi di Batam bisa digenjot dengan cepat. Dengan banyaknya investasi yang masuk, dia yakin pertumbuhan ekonomi Batam bisa naik hingga 7% hanya dalam waktu setahun.

Rata-rata yang masuk adalah perusahaan produksi plastik yang hengkang akibat kebijakan dalam negeri China tersebut. Seperti diketahui, Tiongkok mulai memberlakukan larangan impor plastik bekas sejak awal 2018.

Larangan tersebut membuat perusahaan daur ulang plastik di negara tersebut kesulitan mendapat bahan baku. Selama ini, Negeri Panda dikenal sebagai salah satu negara importir sampah plastik terbesar dunia.

Batam dinilai menarik karena letaknya strategis dan ada insentif fiskal berupa pembebasan Bea Masuk, PPN dan PPNBM.

“Rata-rata industri yang masuk ini bermain di plastik. Ada yang bikin sol sepatu, casing ponsel, dan sebagainya,” ujarnya.

Ma’fur juga menjamin tak ada masalah terkait isu lingkungan hidup yang mengikuti industri daur ulang plastik tersebut. Dia menuturkan regulasi dalam negeri Indonesia telah memberikan perlindungan yang cukup sehingga dampak lingkungan hidup dari industri daur ulang plastik bisa dikendalikan.

Setiap bahan baku industri daur ulang plastik yang masuk dipastikan sudah disertifikasi oleh lembaga yang berwenang dan sebelum masuk ke Indonesia sudah ada verifikasi khusus yang dilakukan di luar negeri.

Selain itu, BP Batam mengaku sudah mempersiapkan rambu-rambu yang kuat terkait dampak lingkungan yang mungkin terjadi. Bahan baku plastik yang bakal digunakan juga diperiksa lebih dulu oleh surveyor yang berpengalaman.

Saat ini, BP Batam sudah memiliki kawasan pengolahan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Verifikasi terhadap reputasi investor yang masuk juga tetap dilakukan. 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper