Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lebih Dari 300 Pelaku Industri Film Lawan Pelecehan Seksual Lewat Time's Up

Lebih dari 300 aktris, penulis, dan sutradara meluncurkan proyek melawan pelecehan seksual di industri film dan tempat kerja lainnya. Gerakan ini muncul setelah kasus pelecehan seksual yang dilakukan produser film Harvey Weinstein kepada banyak aktris papan atas dunia merebak.
Natalie Portman/Reuters
Natalie Portman/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Lebih dari 300 aktris, penulis, dan sutradara meluncurkan proyek melawan pelecehan seksual di industri film dan tempat kerja lainnya.

Inisiatif yang disebut sebagai Time's Up ini diumumkan lewat iklan satu halaman penuh di New York Times. BBC melansir, Selasa (2/1/2018), proyek ini digambarkan sebagai seruan bersatu untuk perubahan dari para perempuan di dunia hiburan kepada para perempuan di mana pun.

Gerakan ini muncul setelah kasus pelecehan seksual yang dilakukan produser film Hollywood Harvey Weinstein kepada banyak aktris papan atas dunia merebak. Beberapa aktris yang ada di balik Time's Up di antaranya Natalie Portman, Reese Witherspoon, Cate Blanchett, Eva Longoria, dan Emma stone.

Dalam situs resminya, Time's Up mengatakan perjuangan bagi para perempuan untuk keluar dan didengar harus berakhir dan masa monopoli yang tidak bisa dihancurkan telah habis. Pernyataan itu ditujukan bagi semua perempuan yang telah menghalau upaya-upaya pelecehan.

Time's Up juga menyatakan pelecehan seperti itu bisa berlanjut karena pelaku dan atasannya tidak pernah menghadapi konsekuensi.

Proyek tersebut berupaya mengumpulkan dana senilai US$15 juta dan hingga kini realisasinya sudah mencapai lebih dari US$13 juta. Uang yang masuk akan digunakan untuk mendukung korban pelecehan seksual, baik perempuan maupun laki-laki, di tempat kerja secara finansial.

Tujuan utama Time's Up adalah orang-orang yang tidak memiliki kecukupan finansial untuk mempertahankan diri, seperti pekerja pabrik atau pekerja perkebunan, perawat, dan pelayan. Gerakan tersebut juga menekankan pentingnya perempuan mendapat tempat di otoritas dan keseimbangan upah karena selama ini ada ketidaksetaraan gender dan ketimpangan kekuasaan.

Pada Desember 2017, majalah Time menampilkan "the Silence Breakers" alias para pemecah kebisuan sebagai Person of the Year 2017. Ini adalah deretan para perempuan dan laki-laki yang berbicara lantang melawan pelecehan seksual, terutama di AS.

Tagar "MeToo" juga muncul dan ramai di media sosial, di mana para korban di seluruh dunia menyampaikan kisah pelecehan yang mereka alami. Dalam periode Oktober-Desember 2017, tagar yang ada di Twitter dan Facebook ini telah digunakan lebih dari 6 juta kali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Annisa Margrit
Sumber : BBC
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper