Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kepolisian Australia akan Pakai Basis Data Identitas untuk Lacak Teroris

Kepolisian Australia akan membuat basis data foto nasional dengan memanfaatkan catatan identifikasi yang dimiliki oleh otoritas negara.
Ilustrasi
Ilustrasi

Kabar24.com, JAKARTA- Kepolisian Australia akan membuat basis data foto nasional dengan memanfaatkan catatan identifikasi yang dimiliki oleh otoritas negara.

Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull mengatakan basis data foto tersebut akan dimanfaatkan untuk meningkatkan proses identifikasi terduga teroris menggantikan sistem yang digunakan saat ini.

Menurutnya, sistem yang digunakan saat ini cukup memakan waktu ketika pihak otoritas meminta informasi dari negara yang menjadi mitra, yakni hingga seminggu.

"Seharusnya verifikasi identifikasi seseorang atau pencocokan foto yang bersangkutan tidak memakan waktu hingga seminggu," katanya seperti dikutip dari Reuters, Kamis (5/10/2017).

Saat ini, China menjadi yang terdepan dalam hal penggunakan deteksi wajah. Negara ini bahkan mengizinkan otoritas pendidikan untuk menggunakan siatsm pengenal wajah untuk memergoki murid yang melakukan kecurangan dalam ujian.

Namun, Australia akan membatasi pemanfaatan basis data baru ini hanya untuk polisi dan badan intelijen.

Turnbull menambahkan sistem ini tidak akan terhubung dengan jaringan CCTV Australia yang sudah ada saat ini demi meredakan ketakutan yang muncul bahwa otoritas sedang berusaha menciptakan sistem deteksi otomatis.

Australia meningkatkan kesiagaan pasca sejumlah aksi para lone wolf dalam beberapa tahun terakhir dan telah mengirimkan pasukan bersama sekutunya, Amerika, untuk memerangi terorisme di Afganistan dan Irak.

Negeri Kangguru itu juga bersiaga akan maraknya penganut paham radikal yang kembali ke negara itu setelah ikut berperang untuk IS dan kelompok ekstrimis lainnya di Suriah dan Irak.

Turnbull mengatakan saat ini kinerja polisi terhambat oleh sistem yang telah usang.

Namun, Kepala Pusat Kepolisian Siber Internasional Australia Fergus Hanson mengatakan sistem biometrik terbaru ini menimbulkan kekhawatiran terkait potensi penyalahgunaan kekuasaan.

"Saya rasa kebanyakan penduduk Australia akan setuju bahwa pengunaan pengenalan wajah untuk melacak teroris merupakan ide yang baik," katanya.

"Orang mungkin berkata bahwa menggunakan hal ini untuk melacak para pembunuh adalah ide bagus tetapi bagaimana dengan orang yang menunggak uang parkir?" kata Hanson.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper