Bisnis.com, PELALAWAN-Program pengguliran hewan ternak sapi yang disalurkan Asian Agri, perusahaan perkebunan kelapa sawit di Indonesia, sangat dirasakan manfaatnya oleh petani sawit sebagai sumber tambahan pendapatan alternatif di masa replanting atau peremajaan.
Melalui unit bisnis PT. Inti Indosawit Subur Kebun Ukui, Asian Agri sejak tahun 2011 mengalokasikan dana corporate social responsibility (CSR) untuk program pengguliran ternak sapi berlokasi di Desa Pontian Mekar Kecamatan Lubuk Batu Jaya Kabupaten Indra Giri Hulu Provinsi Riau melalui KUD Trani Maju.
“Dana bergulir sapi ini dimulai bulan Juli 2011 di Desa Pontian Mekar. Program ini dilakukan dengan tujuan mencoba menemukan sumber pendapatan alternatif bagi petani di masa replanting,” ujar Head Sustainabulity & CSR Asian Agri, Welly Pardede,dalam siaran pers yang diterima Bisnis (30/3) ini.
Menurutnya, program ini dilakukan sebagai salah satu langkah perusahaan untuk mempersiapkan petani menghadapi masa replanting. Petani Plasma Ukui merupakan petani sawit binaan PT Inti Indosawit Subur – Kebun Ukui yang tertua.
“Melihat perkembangan program ini, bisa cukup membuktikan bahwa usaha ternak sapi bagi petani kelapa sawit bisa menguntungkan dan berkelanjutan. Kami akan terus berupaya untuk menemukan program pemberdayaan masyarakat lainnya yang memang bisa dan cukup aplikatif bagi masyarakat,” ungkap Welly.
Sementara itu, Koordinator CSR Riau Asian Agri, Benjamin R Hutagalung menambahkan, program sapi bergulir ini turut dilatarbelakangi dengan kebutuhan daging sapi di Indonesia yang masih tinggi.
“Sejalan dengan program swasembada sapi oleh pemerintah, PT Inti Indosawit Subur – Kebun Ukui Asian Agri maju untuk memberikan bantuan kepada petani Plasma Binaan perusahaan,” ungkapnya.
Benjamin menyebutkan, petani sapi yang menjadi binaan Asian Agri tiap tahunnya bertambah sejak program ini digulirkan pada tahun 2011. “Awalnya petani sapi binaan sebanyak 10 orang, dan sekarang bertambah menjadi 32 orang petani yang berada di Desa Pontian Mekar KUD Trani Maju, sudah memanfaatkannya,” ujarnya.
Sementara itu, Satumar, mewakili penerima dana sapi bergulir, mengatakan, program CSR Asian Agri ini dinilai berhasil, karena peternak yang menerima bantuan sudah berkembangan lebih banyak.
“Awalnya banyak petani yang kurang tertarik untuk mengikuti program ini, karena waktu itu (2011) satu kelompok ternak diwajibkan untuk dipelihara dalam satu kandang. Namun pada perguliran di tahun 2015, petani diberi pilihan untuk memelihara sendiri. Dan hasilnya usaha ternak sapi petani yang menerima perguliran berkembangan sangat pesat. Sekarang sudah lebih dari 80 ekor. Terima kasih kepada perusahaan Asian Agri yang sudah memberikan bantuannya kepada petani kami,” ucapnya didampingi Ketua KUD Trani Maju, Ikhsan.