Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pria Yang Ditembak Di Paris Bukan Teroris

Ayah pria yang ditembak oleh tentara Prancis saat melakukan serangan menggunakan golok di museum Louvre di Paris mengatakan bahwa anaknya bukan teroris.
Ilustrasi
Ilustrasi

Kabar24.com, JAKARTA--Ayah pria yang ditembak oleh tentara Prancis saat melakukan serangan menggunakan golok di museum Louvre di Paris mengatakan bahwa anaknya bukan teroris.

Pensiunan jenderal polisi Reda al-Hamamy menuduh tentara yang menembak anaknya "menggunakan kekuatan keras pada pemuda yang malang".

Otoritas Prancis mengatakan bahwa anak laki-lakinya, Abdullah, 29, ditembak ketika dia menyerang polisi, dan melukai salah satu dari mereka. Mereka mengatakan bahwa dia menyerukan takbir ketika melakukan serangan.

Sumber polisi mengatakan bahwa Abdullah Hamamy tidak lagi dalam kondisi kritis namun masih belum mampu berkomunikasi dan belum bisa dimintai keterangan. Akan tetapi pejabat Prancis belum mengkonfirmasi identitas pria yang terluka tersebut namun pejabat keamanan Mesir sudah menyebut namanya.

Tersangka tiba di Prancis pada 26 Januari setelah mendapat visa turis di Dubai, menurut  jaksa penuntut Paris Francois Molins. Dia dipercaya membawa dua senjata tajam berupa golok ketika tiba. Beberapa kaleng cat semprot ditemukan di tas ranselnya tapi tak ada peledak yang ditemukan kata Molins.

Ayah pria yang terluka tersebut mengatakan pada bahwa anak laki-lakinya tidak mengalami radikalisasi dan "omong kosong" menyebutnya sebagai teroris.

"Ini adalah pengalihan isu sehingga mereka tidak harus minta maaf atau membenarkan aksi tentara yang menggunakan kekuatan keras terhadap pemuda malang berusia 29 tahun," katanya di Mesir sebagaimana dikutip BBC.com, Minggu (5/2/2017).

Insiden di Louvre tersebut terjadi di antrian di pusat perbelanjaan bawah tanah yang menuju museum tersebut.

Ratusan pengunjung berada di dalam museum ketika serangan terjadi dan dievakuasi. Sedangkan polisi bersenjata dan tentara melakukan patroli di lokasi pada Sabtu saat turis internasional mengantri untuk masuk ke museum.

Keamanan menjadi tema utama pemilihan presiden Prancis pada April, yang menunjukkan pemimpin sayap kanan Prancis Marine Le Pen dan independen tengah Emmanuel Macron memimpin hasil jajak pendapat.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper