Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Donald Trump Sebut RI sama dengan India, Mendapatkan Akses Bebas Tarif Dagang

Presiden AS Donald Trump masih salah menyebut Indonesia sebagai India meski sudah memasang tarif impor sebesar 19%.
Presiden AS Donald Trump menunjukkan perintah eksekutif yang telah ditandatangani saat pengumuman tarif di Rose Garden, Gedung Putih, Washington, DC, AS, pada hari Rabu (2/4/2025). Trump memberlakukan tarif pada mitra dagang AS di seluruh dunia, serangan terbesarnya terhadap sistem ekonomi global yang telah lama dianggapnya tidak adil. Fotografer: Jim Lo Scalo / EPA / Bloomberg
Presiden AS Donald Trump menunjukkan perintah eksekutif yang telah ditandatangani saat pengumuman tarif di Rose Garden, Gedung Putih, Washington, DC, AS, pada hari Rabu (2/4/2025). Trump memberlakukan tarif pada mitra dagang AS di seluruh dunia, serangan terbesarnya terhadap sistem ekonomi global yang telah lama dianggapnya tidak adil. Fotografer: Jim Lo Scalo / EPA / Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan putusan negosiasi dengan Indonesia dengan memasang tarif impor sebesar 19%. Selanjutnya Negeri Paman Sam itu akan melakukan negosiasi dengan India.

Sebagaimana diketahui, Presiden Donald Trump pada hari Selasa mengatakan AS akan mengenakan tarif sebesar 19% pada barang-barang dari Indonesia berdasarkan perjanjian baru.

Ia juga mengatakan bahwa akan ada lebih banyak kesepakatan akan datang, sembari menawarkan rincian baru tentang rencana bea masuk terhadap produk farmasi.

Trump mengumumkan pakta tersebut dengan Indonesia, mitra dagang AS yang relatif kecil, sembari terus mendesak apa yang ia anggap sebagai persyaratan yang lebih baik dengan mitra dagang dan cara-cara untuk mengurangi defisit perdagangan AS yang besar.

"Mereka akan membayar 19% dan kami tidak akan membayar apa pun. kami akan memiliki akses penuh ke Indonesia," katanya seperti dilansir video Bisnis TV.

Orang no.1 di AS itu kemudian menyamakan Indonesia dengan India, bahwa akan mendapatkan akses yang sama.

"India pada dasarnya bekerja di jalan yang sama, dan kita mendapat mendapat akses ke India. Sebelumnya kita tak mendapat akses ke negara ini, tapi sekarang mendapat akses, semuanya karena tarif," ia menambahkan.

Kesepakatan dengan Indonesia merupakan salah satu dari segelintir kesepakatan yang dicapai pemerintahan Trump sejauh ini menjelang tenggat waktu 1 Agustus, ketika bea masuk atas sebagian besar impor AS akan kembali naik.

Kesepakatan ini tercapai ketika mitra dagang utama AS, Uni Eropa, mempersiapkan tindakan balasan jika perundingan dengan Washington gagal.

Saat batas waktu itu mendekat, negosiasi sedang berlangsung dengan negara-negara lain yang ingin menghindari lebih banyak pungutan AS di luar batas dasar 10% pada sebagian besar barang yang telah berlaku sejak April.

Penerapan kebijakan Trump seringkali kacau. Langkahnya telah menggagalkan negosiasi pengurangan hambatan perdagangan global yang telah berlangsung selama puluhan tahun, meresahkan pasar keuangan internasional, dan mengancam gelombang inflasi baru.

Financial Times menulis bahwa penurunan tarif tersebut membuat Indonesia harus melakukan beberapa hal untuk AS.

Dua di antaranya yakni membeli energi dari AS dan pesawat Boeing.

"Donald Trump mengatakan AS telah mencapai kesepakatan perdagangan dengan Indonesia yang akan mengakibatkan negara Asia Tenggara itu membayar tarif sebesar 19 persen atas ekspornya ke AS dan membeli energi Amerika serta jet Boeing," tulis Financial Times.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper