Bisnis.com, JAKARTA — Istana Kepresidenan menegaskan bahwa paket stimulus senilai Rp24,4 triliun yang diumumkan pekan lalu merupakan keputusan bersama hasil rapat terbatas Presiden Prabowo Subianto dengan para menteri, bukan kebijakan sektoral satu kementerian.
Kepala Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi menanggapi munculnya pertanyaan publik terkait tidak disebutkannya stimulus diskon tarif listrik, padahal sebelumnya telah diumumkan.
Hasan menegaskan bahwa kelima stimulus yang diumumkan adalah keputusan kolektif pemerintah, bukan inisiatif sektoral.
“Kemarin itu keputusan pemerintah. Ada banyak menteri kemarin itu, habis rapat terbatas dengan Presiden, itu keputusan pemerintah,” ujarnya kepada wartawan di Gedung Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Selasa (3/6/2025).
Lebih lanjut, dia menjabarkan terdapat lima stimulus ekonomi mulai dari diskon tarif transportasi publik. Menurutnya, pemerintah memberikan potongan harga untuk angkutan udara, laut, dan kereta api, guna mendorong mobilitas masyarakat selama libur sekolah.
Pasalnya, diskon tersebut ditargetkan menjangkau hingga 10 juta orang.
Baca Juga
“Kalau orang berpergian dan memanfaatkan diskon ini, perekonomian akan bergerak. Tempat wisata, jasa transportasi, hotel, dan perdagangan akan terdorong,” jelas Hasan.
Lalu, dia melanjutkan terdapat bantuan langsung tunai sebesar Rp300.000 per bulan selama dua bulan akan diberikan kepada 17,3 juta pekerja serta 565.000 guru honorer. Diharapkan, lanjutnya, stimulus ini dapat meningkatkan daya beli dan konsumsi masyarakat secara langsung.
Kemudian, pemerintah menambah bantuan sebesar Rp200.000 per keluarga yang menerima Kartu Sembako selama dua bulan ke depan. Ini bertujuan untuk memperkuat konsumsi rumah tangga di sektor makanan pokok.
Sebagai bagian dari upaya menjaga ketahanan pangan masyarakat miskin dan rentan, pemerintah juga menyalurkan 10 kilogram beras per keluarga penerima manfaat.
Hasan menyatakan bahwa paket stimulus ini dirancang dengan pertimbangan teknis dan kesiapan data agar dapat dilaksanakan dalam jangka pendek, yaitu selama dua bulan ke depan.
Dia menekankan bahwa kehadiran lima stimulus tersebut bukan sekadar bantuan sosial, melainkan instrumen untuk menggerakkan ekonomi nasional.
“Jadi pemerintah lebih berhitung bahwa secara teknis yang paling mungkin dalam dua bulan ke depan termasuk soal data dan persiapan teknisnya 5 paket stimulus ini. Dan ingat, bukan satu loh yang dikeluarkan oleh pemerintah, tapi lima,” pungkas Hasan.