Bisnis.com, JAKARTA — Presiden ke-8 RI Prabowo Subianto menyebut kemiskinan di Indonesia masih terlalu besar, walaupun memang Indonesia diterima di kalangan G20 dan disebut ekonomi terbesar ke-16 di dunia.
Hal tersebut diungkapkan Prabowo dalam pidato perdananya seusai dirinya resmi dilantik sebagai Presiden RI di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (20/10/2024).
“Kita merasa bangga bahwa kita diterima di kalangan G20, kita merasa bangga bahwa kita disebut ekonomi ke 16 terbesar di dunia, tapi apakah kita sungguh-sungguh paham dan melihat gambaran utuh dari keadaan kita?” ujarnya.
Lebih lanjut, Prabowo menyoroti bahwa masih banyak rakyat dan anak-anak yang kurang gizi, rakyat tidak mendapatkan pekerjaan yang baik, dan juga banyak sekolah-sekolah yang tak terurus.
Menurut dia, semua pihak harus berani melihat kenyataan dan menyelesaikan masalah tersebut. Prabowo turut menyebut boleh bangga dengan prestasi yang ada, tetapi perlu diingat jangan terlalu cepat puas dan menutup mata serta hati terhadap penderitaan yang ada.
“Kita tidak boleh memiliki sikap seperti burung unta, kalau melihat sesuatu yang tidak enak memasukkan kepalanya ke dalam tanah, mari kita menatap ancaman dan bahaya dengan gagah marilah kita menghadapi kesulitan dengan berani,” katanya.
Baca Juga
Dengan demikian, Prabowo mengajak semua pihak untuk bersatu guna mencari solusi-solusi jalan keluar dari ancaman dan bahaya tersebut.
Sebagai informasi pada 7 Juli 2024, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa pemerintah sejak 2014 telah menurunkan tingkat kemiskinan dari dua digit ke level satu digit.
Dia mengatakan APBN telah berperan penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam hal ini, tingkat kemiskinan pada 2014 yang sebesar 11,25% berhasil diturunkan ke level single digit sebesar 9,36% pada 2023.
“Kemiskinan ekstrem juga telah menurun signifikan dari 6,18% pada 2014 menjadi 1,12% di tahun 2023,” katanya dalam Rapat Paripurna DPR RI, Kamis (4/7/2024).