Bisnis.com, JAKARTA -- Indonesia dan Australia akan menggelar latihan perang terbesar antar kedua negara November 2024 mendatang alias beberapa pekan setelah pelantikan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menjadi Presiden ke-8.
Seperti diketahui, sesuai jadwal Prabowo akan diambil sumpahnya sebagai Presiden pada 20 Oktober 2024 mendatang.
Latihan perang terbesar yang penah diselenggarakan dilakukan setelah kedua negara menandatangani pakta keamanan baru yang diharapkan mempererat hubungan diplomatik. Latihan gabungan ini akan dilaksanakan di Surabaya, Jawa Timur, dan melibatkan sekitar 2.000 anggota pasukan dari kedua negara.
Wakil Perdana Menteri Australia sekaligus Kepala Pertahanan Richard Marles mengumumkan latihan gabungan ini kemarin di Magelang, Jawa Tengah. Sebelumnya, Richard baru saja menandatangani pakta kerja sama pertahanan dengan Menteri Pertahanan Indonesia, Prabowo Subianto.
“Latihan ini akan mencakup wilayah udara, darat, dan laut,” kata Marles dikutip dari Bloomberg, Jumat (30/8/2024).
Dia menggambarkan latihan bersama ini sebagai 'latihan paling rumit yang pernah dilakukan' oleh kedua negara.
Baca Juga
Latihan tersebut akan melibatkan kapal serbu amfibi dan jet tempur F-35 milik Australia, serta mencakup kegiatan untuk menghadapi serangan siber.
Penandatanganan perjanjian ini terjadi hanya seminggu setelah presiden terpilih Indonesia bertemu dengan Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, untuk menyelesaikan kesepakatan yang disebut sebagai “landasan vital” dalam hubungan pertahanan kedua negara.
Pakta keamanan ini muncul di tengah upaya Australia memperdalam aliansi di Asia Tenggara, termasuk dengan menghadiri KTT Asean, mengunjungi Filipina, dan mempererat hubungan dengan Vietnam selama setahun terakhir.
Tahun ini, Indonesia dan Australia merayakan 75 tahun hubungan diplomatik yang telah mengalami berbagai dinamika, dari ketegangan ekstrem selama Perang Dingin hingga hubungan yang semakin hangat dalam beberapa tahun terakhir. “Saya berharap dapat melanjutkan, mendukung, dan memperkaya hubungan ini dalam beberapa bulan dan tahun mendatang,” kata Prabowo.
Indonesia, yang telah lama menerapkan kebijakan luar negeri yang non-blok, mendapat dukungan penuh dari Australia atas sikap ini. "Itulah warisan negara ini, dan kami menghormatinya," kata Marles.
"Sangatlah penting bagi Australia untuk memiliki Indonesia yang non-blok sebagai tetangga terdekat kami," katanya menambahkan.