Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Profil Masoud Pezeshkian, Presiden Terpilih Iran yang Gantikan Mendiang Raisi

Masoud Pezeshkian menjadi presiden terpilih Iran setelah meraih suara mayoritas dalam pemilihan presiden (pilpres). Berikut profilnya.
Kandidat presiden Iran Masoud Pezeshkian melambaikan tangan dalam acara kampanye di Teheran, Iran, 3 Juli 2024./WANA via Reuters-Majid Asgaripour
Kandidat presiden Iran Masoud Pezeshkian melambaikan tangan dalam acara kampanye di Teheran, Iran, 3 Juli 2024./WANA via Reuters-Majid Asgaripour

Bisnis.comJAKARTA - Masoud Pezeshkian, tokoh moderat yang tidak terlalu dikenal telah memenangkan pemilihan presiden (Pilpres) Iran. Ia telah membawa harapan jutaan warga Iran yang menginginkan kebebasan sosial lebih luas dan kebijakan luar negeri yang lebih pragmatis. 

Pezeshkian lahir di Mahabad, Iran pada 29 September 1954. Ia memiliki latar belakang etnis Pezeskhian yang beragam, membentuk apresiasinya terhadap kekayaan budaya Iran. 

Ia pernah bertugas di militer dalam Perang Iran-Irak. Setelahnya, ia mengejar karir sebagai ahli bedah jantung ternama dan kemudian mengemban jabatan pimpinan di Universitas Ilmu Kedokteran Tabriz. 

Kehidupannya kemudian berubah tragis pada 1994, ketika sebuah kecelakaan mobil merenggut nyawa istrinya, Fatemeh Majidi, dan salah seorang putrinya. 

Kejadian tersebut menandai masuknya ia masuk ke dalam politik. Ia menjabat sebagai wakil menteri kesehatan dan kemudian diangkat menjadi menteri kesehatan, di bahwa Presiden Mohammad Khatami. 

Sepanjang karir politiknya, ia juga berusaha untuk menyeimbangkan cita-cita reformisnya dengan batasan sistem teokratis Iran. 

Menimbang kemenangannya, menurut para analis ia berpotensi disambut oleh negara-negara adikuasa dunia, dengan harapan dapat menempuh cara damai untuk keluar dari kebuntuan yang menegangkan terkait program nuklir Iran yang maju pesat. 

Ia berhasil menang dengan konstituensi, yang intinya diyakini berasal dari kelas menengah perkotaan dan kaum muda, yang selama bertahun-tahun merasa kecewa dengan tindakan keras keamanan selama bertahun-tahun, yang membungkam setiap perbedaan pendapat publik dari ortodoksi Islam. 

Pezeshkian berjanji untuk mempromosikan kebijakan luar negeri yang pragmatis, meredakan ketegangan negosiasi yang kini terhenti dengan negara-negara besar dalam menghidupkan kembali pakta nuklir 2015, dan meningkatkan prospek liberalisasi sosial dan pluralisme politik. 

"Jika saya mencoba tetapi gagal memenuhi janji kampanye saya, saya akan mengucapkan selamat tinggal pada pekerjaan politik dan tidak melanjutkannya. Tidak ada gunanya menyia-nyiakan hidup kita dan tidak dapat melayani rakyat kita yang kita kasihi," jelasnya dalam pesan video kepada para pemilih, seperti dikutip dari Reuters, pada Sabtu (6/7/2024). 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper