Bisnis.com, JAKARTA - Masoud Pezeshkian, tokoh moderat yang tidak terlalu dikenal telah memenangkan pemilihan presiden (Pilpres) Iran. Ia telah membawa harapan jutaan warga Iran yang menginginkan kebebasan sosial lebih luas dan kebijakan luar negeri yang lebih pragmatis.
Pezeshkian lahir di Mahabad, Iran pada 29 September 1954. Ia memiliki latar belakang etnis Pezeskhian yang beragam, membentuk apresiasinya terhadap kekayaan budaya Iran.
Ia pernah bertugas di militer dalam Perang Iran-Irak. Setelahnya, ia mengejar karir sebagai ahli bedah jantung ternama dan kemudian mengemban jabatan pimpinan di Universitas Ilmu Kedokteran Tabriz.
Kehidupannya kemudian berubah tragis pada 1994, ketika sebuah kecelakaan mobil merenggut nyawa istrinya, Fatemeh Majidi, dan salah seorang putrinya.
Kejadian tersebut menandai masuknya ia masuk ke dalam politik. Ia menjabat sebagai wakil menteri kesehatan dan kemudian diangkat menjadi menteri kesehatan, di bahwa Presiden Mohammad Khatami.
Sepanjang karir politiknya, ia juga berusaha untuk menyeimbangkan cita-cita reformisnya dengan batasan sistem teokratis Iran.
Baca Juga
Menimbang kemenangannya, menurut para analis ia berpotensi disambut oleh negara-negara adikuasa dunia, dengan harapan dapat menempuh cara damai untuk keluar dari kebuntuan yang menegangkan terkait program nuklir Iran yang maju pesat.
Ia berhasil menang dengan konstituensi, yang intinya diyakini berasal dari kelas menengah perkotaan dan kaum muda, yang selama bertahun-tahun merasa kecewa dengan tindakan keras keamanan selama bertahun-tahun, yang membungkam setiap perbedaan pendapat publik dari ortodoksi Islam.
Pezeshkian berjanji untuk mempromosikan kebijakan luar negeri yang pragmatis, meredakan ketegangan negosiasi yang kini terhenti dengan negara-negara besar dalam menghidupkan kembali pakta nuklir 2015, dan meningkatkan prospek liberalisasi sosial dan pluralisme politik.
"Jika saya mencoba tetapi gagal memenuhi janji kampanye saya, saya akan mengucapkan selamat tinggal pada pekerjaan politik dan tidak melanjutkannya. Tidak ada gunanya menyia-nyiakan hidup kita dan tidak dapat melayani rakyat kita yang kita kasihi," jelasnya dalam pesan video kepada para pemilih, seperti dikutip dari Reuters, pada Sabtu (6/7/2024).