Bisnis.com, JAKARTA - PM Israel Benjamin Netanyahu telah resmi membubarkan kabinet perang negaranya usai mantan Jenderal berhaluan tengah Benny Gantz menyatakan mundur.
Dilansir Aljazeera.com pada Selasa (18/6/2024), kabinet perang itu kini bajal digantikan oleh "kabinet dapur" atau kelompok kecil yang berisikan Menteri Pertahanan Yoav Gallant dan Menteri Urusan Strategis Ron Dermer.
Adapun, Netanyahu juga dikabarkan tengah berada di bawah tekanan dari menteri koalisinya yang ingin bergabung dengan kabinet perang. Namun, bergabungnya koalisi Netanyahu bisa berpotensi memicu konflik yang lebih luas.
Profil Kabinet Perang Israel
Kabinet perang dibentuk pada 11 Oktober setelah Israel menyatakan perang terhadap Gaza sebagai tanggapan atas serangan pimpinan Hamas pada 7 Oktober.
Kabinet ini terdiri dari Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, mantan jenderal Benny Gantz, Menteri Pertahanan Yoav Gallant, dan tiga pengamat: menteri pemerintah Aryeh Deri, Gadi Eisenkot, dan Menteri Urusan Strategis Ron Dermer.
Kabinet perang dimaksudkan untuk membuat keputusan cepat tentang jalannya perang, yang kemudian akan dikirim untuk disetujui oleh kabinet yang lebih luas.
Baca Juga
Sebagai informasi, Benny Gantz, Menteri Israel dalam kabinet perang Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, mengundurkan diri pada Minggu (9/6/2024).
Dilansir Reuters, Gantz menilai Netanyahu telah mencegah Israel maju menuju kemenangan sejati. Alasannya, langkah politis telah mengaburkan keputusan strategis yang menentukan dalam kabinet PM Israel tersebut.
Pada Mei lalu, Gantz sempat memberikan kepada Netanyahu tenggat waktu pada 8 Juni untuk menghasilkan strategi pascaperang yang jelas bagi Gaza. Namun, Netanyahu langsung menepis ultimatum tersebut.