Bisnis.com, JAKARTA - Setiap perayaan hari raya Iduladha, umat muslim akan menerima daging hewan kurban yang dibagikan melalui masjid maupun lembaga-lembaga Islami di lingkungan sekitar.
Namun, tahukah Anda bahwa saat menerima daging kurban ada beberapa hal yang perlu dipahami dalam proses pembersihan, memasak, dan waktu untuk menyimpan daging secara tepat.
Daging kurban yang diberikan berasal dari hewan sapi, kambing, domba, maupun kerbau. Setiap porsi daging yang diberikan, tentunya telah ditentukan besaran pembagiannya secara merata.
Umumnya, daging kurban yang diberikan berkisar 1 kg. Jumlah tersebut merupakan batas minimal dalam pembagian daging kurban, dan ditentukan terhadap sedikit banyaknya hewan yang dikurbankan.
Saat daging kurban diterima, Anda harus mampu mengetahui beberapa hal yang dibolehkan maupun tidak diperbolehkan, salah satunya adalah mencuci daging dengan air mengalir.
Dilansir dari dailysabah.com, berikut 5 hal yang harus diperhatikan saat menerima daging kurban:
1. Potong dan istirahatkan sebentar
Jika Anda mendapatkan daging kurban, maka istirahatkanlah sebentar dan potong-potong daging sesuai dengan isi wadah. Tujuan dari memotong daging sesuai dengan wadah adalah untuk mempermudah proses penyimpanan sekaligus memudahkan Anda ketika ingin mengolah daging tersebut.
Baca Juga
Anda dapat menempatkan daging tersebut dalam beberapa wadah maupun plastik ziplock sesuai dengan jenis potongan daging yang akan diolah. Pilih wadah yang tertutup dan bersih, supaya daging dapat disimpan dalam waktu yang cukup lama.
2. Jangan mencuci daging dengan air mengalir
Membersihkan daging menggunakan air bersih merupakan tindakan yang salah dan menimbulkan pertumbuhan bakteri secara cepat. Bakteri tumbuh pada tempat yang hangat dan lembap, seperti yang terjadi pada daging merah yang segar.
Jika daging dicuci dengan air mengalir, maka efek yang dihasilkan adalah membuat perkembangbiakan jamur, dan bakteri lainnya tumbuh secara bebas. Mikroorganisme yang terdapat di dalam daging akan menyebabkan protein dan lemak terurai.
3. Jangan biarkan daging berada di luar selama 12 jam
Daging kurban yang dibagikan, dapat bertahan di luar ruangan selama 12 jam. Di luar waktu tersebut, daging akan mengalami bau busuk dan kebiruan sehingga tidak layak untuk dikonsumsi.
Maka dari itu, pastikan Anda mengolah daging tersebut secara benar untuk menghindari bau busuk dan ancaman penyakit lain yang dapat terjadi. Jika ingin dimasak, segara olah daging tersebut dengan tepat sesuai dengan resep yang digunakan.
4. Perhatikan waktu untuk menyimpan daging
Memperhatikan waktu untuk menyimpan daging merupakan salah satu hal yang perlu diingat dan diperhatikan. Jika daging ingin disimpan dalam freezer, maka catat terwakit waktu penyimpan seperti tanggal dan tahun.
Hal selanjutnya adalah dengan menentukan suhu yang tepat untuk menyimpan daging, yaitu di bawah 4 derajat celcius untuk chiller dan -18 derajat celcius untuk penyimpanan di freezer.
Jika daging akan diolah dalam waktu yang dekat, sebaiknya cukup disimpan chiller atau kulkas biasa. Namun, daging yang tidak ingin diolah dalam waktu dekat sebaiknya disimpan dalam freezer supaya awet dan tahan selama 1-3 bulan.
5. Perhatikan cara memasak
Memperhatikan waktu untuk memasak, menjadi salah satu hal yang tepat untuk menjaga kualitas daging secara tepat. Jika Anda ingin memasak daging kurban versi sehat dan anti kolesterol, maka buatlah makanan yang menggunakan bahan dasar nanas. Jenis makanan yang paling banyak dibuat saat hari raya kurban adalah sate.
Namun, konsumsi sate tidak diperbolehkan dalam jumlah yang banyak. Kandungan arang aktif di dalam sate menimbulkan berbagai risiko penyakit salah satunya adalah kanker. Sebaiknya Anda memasak daging kurban dengan cara yang sehat seperti membuat sop, kari, maupun soto bening yang dibuat dengan tambahan sayur.
Anda dapat memasak daging kurban dengan berbagai resep yang tersedia untuk menghasilkan makanan yang lezat. Salah satu hal yang perlu diingat adalah, hindari konsumsi daging secara berlebih untuk menghindari peningkatan lemak jahat di dalam tubuh. (Maharani Dwi Puspita Sari)