Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Biden Klaim Netanyahu Dengarkan Sarannya agar Tak Serang Rafah dengan Kekuatan Penuh

Presiden AS Joe Biden percaya diri bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mendengarkannya sehingga tidak melakukan serangan penuh ke Kota Rafah.
Presiden AS Joe Biden (kiri) bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kanan) untuk membahas konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Tel Aviv, Israel, Rabu, 18 Oktober 2023./Reuters
Presiden AS Joe Biden (kiri) bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kanan) untuk membahas konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Tel Aviv, Israel, Rabu, 18 Oktober 2023./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Amerika Serikat Joe Biden percaya diri bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mendengarkannya sehingga tidak melakukan serangan penuh ke Kota Rafah, Jalur Gaza bagian selatan, Palestina.

"Saya rasa dia mendengarkan saya," kata Biden seperti dilansir Anadolu, Jumat (7/6/2024).

Biden mengeklaim bahwa Israel sebenarnya berencana untuk menyerang Rafah dengan kekuatan penuh. Namun, rencana itu urung dilakukan oleh Israel.

Mantan Wakil Presiden AS era kepemimpinan Barrack Obama ini sangat yakin bahwa Netanyahu mendengar kekhawatirannya sehingga serangan dengan kekuatan penuh dari Tel Aviv ke Kota Rafah tidak terjadi.

"Mereka akan menyerbu Rafah dengan kekuatan penuh, menginvasi seluruh Rafah, memasuki kota, menguasainya, bergerak dengan kekuatan penuh. Namun, mereka belum melakukannya," kata Biden.

Seperti diketahui, Israel terus melancarkan serangan brutal di Gaza sejak serangan pada 7 Oktober tahun lalu oleh kelompok Palestina, Hamas, meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera.

Sekitar 36.600 warga Palestina tewas di Gaza dan lebih dari 83.000 orang lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.

Delapan bulan selama perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur sementara warga setempat menghadapi krisis pangan, air bersih, dan obat-obatan.

Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang putusan terbarunya memerintahkan Tel Aviv untuk segera menghentikan operasinya di Rafah.

Rafah sempat menjadi tempat perlindungan bagi sekitar satu juta warga Palestina sebelum Israel menyerbu kota tersebut pada 6 Mei 2024.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper