Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gen Z Sering Gunakan Bahasa Inggris, Begini Sisi Positif dan Negatifnya

Generasi Z Indonesia lahir sebagai ujung tombak inovasi linguistik semakin terhubung dengan Bahasa Inggris yang mudah dipelajari melalui media sosial.
Dosen Bahasa Inggris Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Masyhud./ Istimewa
Dosen Bahasa Inggris Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Masyhud./ Istimewa

Bisnis.com, MALANG — Generasi Z Indonesia lahir sebagai ujung tombak inovasi linguistik semakin terhubung dengan Bahasa Inggris yang mudah dipelajari melalui media sosial.

Istilah-istilah seperti Laugh Out Loud (LOL) dan For Your Information (FYI) yang dulunya khas dalam Bahasa Inggris, kini telah diadopsi dalam percakapan sehari-hari yang berdampak positif, yakni mendukung karir Gen Z, namun di sisi lain dapat mengancam keberlangsungan bahasa daerah

Dosen Bahasa Inggris Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Masyhud, mengatakan ada pergeseran preferensi dalam penggunaan Bahasa Inggris saat ini dengan masa lampau. 

“Contohnya, dulu Bahasa Inggris masih tekstual (baku) dan dipelajari melalui buku-buku pembelajaran, namun sekarang apapun yang ada di media sosial, itulah yang diserap,” jelasnya, Selasa (7/5/2024).

Selain itu,  dia menilai, perubahan ini tidak hanya mencakup penggunaan kata-kata, tetapi juga pada pola komunikasi secara keseluruhan. Terlebih, generasi Z kini lebih memilih Bahasa Inggris untuk mengekspresikan dirinya, baik lisan maupun tulisan. 

"Kecanggihan teknologi juga mengakibatkan tidak adanya batasan dalam berkomunikasi baik dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, Gen Z juga lebih sering menuliskan sesuatu melalui media sosial,” ujarnya. 

Dia menambahkan bahwa masifnya penggunaan Bahasa Inggris ini memberikan dampak positif bagi Gen Z. Contohnya saja, kian maraknya pekerjaan baru menjadi copywriting, content writer dan sebagainya sehingga penggunaan Bahasa Inggris tidak hanya terpaku pada komunikasi verbal, tetapi juga secara tertulis. 

Saat Gen Z semakin nyaman menggunakan bahasa Inggris, muncul konsekuensi terhadap keberadaan bahasa lokal. Bisa saja bahasa yang semula dianggap asing ini menjadi bahasa kedua. 

"Peningkatan penggunaan Bahasa Inggris dapat mengancam keberlangsungan bahasa daerah, karena pemahaman dan penggunaannya menurun di kalangan generasi muda. Cepat atau lambat akan mempengaruhi punahnya bahasa lokal," tegasnya. 

Meskipun demikian, Masyhud menilai, penggunaan Bahasa Inggris oleh Gen Z terkadang juga dapat dilihat sebagai upaya untuk terlihat ‘keren’ di media sosial. Dalam konteks ini, juga sebagai simbol identitas digital yang lebih modern dan modis. 

Namun, ada kemungkinan bahwa kecanggungan masih dirasakan ketika menggunakan Bahasa Inggris di lingkungan masyarakat yang lebih tradisional.

Masyhud pun menegaskan bahwa adaptasi terhadap bahasa Inggris adalah sebuah keharusan di dunia yang semakin terkoneksi."Gen Z harus siap untuk berkomunikasi dalam Bahasa Inggris, karena tantangan global tidak mengenal batas.

“Dengan demikian, pergeseran dalam penggunaan bahasa menjadi cerminan dari perubahan yang lebih besar dalam cara Gen Z berinteraksi dan beradaptasi dengan dunia yang semakin terhubung melalui media sosial,” ucapnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper