Bisnis.com, JAKARTA - Pejabat Hamas Basem Naim mengatakan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah memupus peluang gencatan senjata di Jalur Gaza dengan membunuh putra Ketua Politbiro Hamas Ismail Haniyeh.
Menurutnya, Netanyahu telah melakukan segalanya untuk menghalangi atau melemahkan peluang tercapainya perjanjian gencatan senjata.
Naim mengatakan bahwa Perdana Menteri Israel itu saat ini berada di bawah tekanan Amerika Serikat (AS), komunitas internasional dan masyarakat Israel, sehingga menggunakan semua trik kotor lainnya untuk membunuh anak-anak, istri atau para pemimpin Hamas.
Melansir TASS, pimpinan Hamas sebelumnya mengkonfirmasi bahwa 3 orang putra dan 4 orang cucu Haniyeh tewas dalam serangan militer Israel di sebuah kamp pengungsi di Gaza Utara, pada 10 April 2024.
Presiden Iran Ebrahim Raisi, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, pemimpin Palestina Mahmoud Abbas, dan gerakan Hizbullah Lebanon menyampaikan belasungkawa kepada mereka.
Layanan pers tentara Israel juga mengkonfirmasi pembunuhan 3 orang putra Kepala Politbiro Hamas di Gaza. Ismail Haniyeh kini tinggal di Doha.
Baca Juga
Sementara itu, pemimpin Hamas Ismail Haniyeh mengatakan putra-putranya yang tewas dalam serangan udara Israel baru-baru ini, bukanlah anggota aktif gerakannya.
Dia membantah kalau putranya adalah pejuang Hamas, dan menambahkan bahwa kematian putra dan cucunya tidak akan mempengaruhi perundingan gencatan senjata di Gaza.
Menurutnya, untuk saat ini kepentingan rakyat Palestina ditempatkan di atas segalanya. Haniyeh juga menuduh Israel menunda proses negosiasi gencatan senjata di Gaza.