Bisnis.com, JAKARTA - Drone Ukraina diduga menyerang pabrik milik produsen baja terbesar Rusia ketika Kiev terus melakukan serangan di luar perbatasannya dalam perang yang memasuki tahun ketiga.
Seorang sumber dari Dinas Intelijen Ukraina menyebut, serangan tersebut merupakan operasi gabungan antara Dinas Keamanan dan intelijen militer dengan tujuan mengganggu operasi di Lipetsk Rusia yang dimiliki oleh NLMK PJSC
Melansir Reuters, sebuah unit pabrik NLMK dikabarkan terbakar pada Sabtu (24/2/2024) pagi ketika video ledakan beredar, dan kedua belah pihak membuat pernyataan yang bertentangan mengenai skala serangan.
Perusahaan tersebut menyatakan bahwa api mulai menyala pada pukul 1.40 pagi waktu setempat dan hanya menutupi dua meter persegi sebelum padam. Petugas keamanan Ukraina mengatakan serangan itu merusak unit pendingin gas kokas.
Lipetsk terletak sekitar 400 kilometer timur laut kota Kharkiv di Ukraina. Ini adalah satu-satunya pabrik baja besar Rusia yang beroperasi di dekat perbatasan.
Gubernur wilayah tersebut, Igor Artamonov, mengatakan tidak ada korban jiwa dan badan intelijen Rusia sedang berusaha mencari tahu penyebabnya.
Baca Juga
Insiden ini terjadi ketika invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina telah melewati batas waktu dua tahun. Ukraina dalam beberapa bulan terakhir telah menggunakan drone untuk menyerang pabrik pengolahan minyak penting Rusia dari Laut Hitam hingga Laut Baltik, sehingga mendorong pemerintah untuk mempertimbangkan rencana untuk mempermudah penempatan pertahanan tingkat militer di pabrik baja tersebut.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa sistem pertahanan udara menangkap dua drone di Lipetsk, di mana NLMK adalah perusahaan utama, serta drone lainnya di wilayah Kursk dan Tula.
NLMK, yang tidak berada di bawah sanksi AS atau UE, sebelumnya tidak pernah menjadi sasaran serangan pesawat tak berawak.
Pejabat di dinas keamanan Ukraina menggambarkannya sebagai “target yang sah,” dan mengatakan bahwa perusahaan tersebut bekerja untuk industri militer Rusia. NLMK sebelumnya membantah bekerja untuk militer dan tidak memproduksi baja berat.
Pada Jumat (23/2/2024), militer Ukraina mengatakan angkatan udaranya menembak jatuh pesawat pendeteksi dan pengendali radar jarak jauh A-50 Rusia, yang kedua dalam beberapa bulan.
Serangan itu terjadi beberapa hari setelah pasukan Rusia merebut kota Avdiivka di Ukraina timur setelah pertempuran sengit selama berbulan-bulan.