Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pihak Anies-Imin Duga Ada Perancangan Sistem KPU untuk Menangkan Paslon Tertentu

Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar menduga bahwa data algoritma pada sistem Komisi Pemilihan Umum (KPU) sudah diatur untuk memenangkan salah satu paslon.
Bambang Widjojanto/Bisnis-Abdullah Azzam
Bambang Widjojanto/Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Kubu pasangan calon Presiden-Wakil Presiden nomor 02, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar atau Cak Imin (AMIN) menduga bahwa data algoritma pada sistem Komisi Pemilihan Umum (KPU) sudah diatur untuk memenangkan salah satu paslon.

Anggota Tim Dewan Pakar Timnas AMIN Bambang Widjojanto mengatakan bahwa dugaan ini berdasarkan analisis kajian tim IT forensik Tim Pemenangan Nasional (Timnas) AMIN.

“Berdasarkan analisis kajian forensik terhadap server KPU, kami menduga ada algoritma sistem yang sudah di-setting untuk pemenangan paslon tertentu. Jadi kalau ada revisi di 1 TPS, ini dia akan mengubah TPS yang lain. Ini bukan sekadar angka yang dicatat, tapi sistem itu yang membangun settingnya," kata Bambang di Sekretariat Koalisi Perubahan, Kamis (15/2/2024).

Bambang menyebut bahwa sistem tersebut sudah diatur untuk meningkatkan perolehan suara secara otomatisasi di atas 50%.

Indikasi semakin kuat ketika pihaknya melakukan konfirmasi dengan ditemukannya kecurangan-kecurangan yang terjadi di wilayah tertentu.

Eks Komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ini kemudian mencontohkan soal dugaan mark up perolehan suara. Di formulir C1 yang didokumentasikan pada salah satu TPS di DKI Jakarta, perolehan suara Anies-Muhaimin sebesar 108, Prabowo-Gibran sebesar 74, dan Ganjar-Mahfud sebesar 16 suara. 

Namun, saat konversi data ke sistem KPU dalam Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap), jumlah suara Prabowo-Gibran menjadi 748 suara.

"Ini betul-betul bukan sekadar salah menulis. Karena mestinya IT atau artificial intelligence yang ada dalam sistem IT KPU itu dia bisa membaca. Ini kalau sistemnya memang tidak dibangun dengan rekayasa tertentu, sulit itu," ucapnya.

Sebelumnya, Media sosial Twitter (X) diramaikan dengan kesalahan di Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) Komisi Pemilihan Umum (KPU) terhadap jumlah suara pasangan calon presiden dan wakil presiden.

Netizen di Twitter ramai-ramai mengunggah kesalahan data yang ditampilkan di aplikasi Sirekap setelah pemungutan suara selesai dilakukan pada Rabu (14/2/2024).

Setelah penghitungan suara selesai dilakukan oleh Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), kertas plano C-1 kemudian dipindai dengan barcode untuk dilaporkan ke Sirekap KPU.

Hanya saja, jumlah yang tertera di aplikasi Sirekap dengan jumlah suara di plano C-1 jumlahnya berbeda.

Ironisnya, tak hanya salah 1-2 suara, perbedaan suara riil dengan Sirekap terbilang cukup jauh bahkan hingga mencapai ratusan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper