Bisnis.com, JAKARTA - Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa teknologi quick count milik Prabowo-Gibran punya akurasi yang mantap.
Tak dapat dipungkiri bahwa hasil quick count menjadi salah satu hal yang paling banyak dipantau oleh masyarakat Indonesia hari ini.
Sebab dengan melihat quick count, maka masyarakat akan bisa menebak siapa yang berpeluang besar akan menang pada kontestasi Pemilu 2024 ini.
Meski bukan hasil resmi, namun hasil perhitungan cepat alias quick count akan merepresentasikan hasil resmi real count dari KPU.
Saat berbincang dengan Rosi, Luhut Binsar mengatakan bahwa tim Prabowo-Gibran punya teknologi quick countnya sendiri.
Bahkan, Luhut mengklaim bahwa teknologi big data yang digunakan untuk penghitungan cepat ini cukup akurat.
Baca Juga
Teknologi ini sudah dikembangkan sejak tahun 2014 di mana ada 150 juta data yang diambil dari berbagai bentuk percakapan.
Data-data tersebut kemudian diolah dan akan menjadi hasil quick count. Luhut juga berkata bahwa hasil quick count teknologi Prabowo-Gibran hanya akan berbeda tipis dari hasil quick count lembaga-lembaga survey resmi.
"Gak ada yang genting, karena hasil dari big data kami, sebelum saya bincang dengen Rosi baru di brief, kami punya big data ini kan gran 150 juta suara dan percakapan yang kita bikin dari tahun 2014. Itu sangat akurat, bedanya nanti dengan quick count mungkin less thn 1%," katanya.
Rosi kemudian bertanya, mengapa dengan hasil yang sudah tampak positif tersebut, Luhut harus turun tangan sendiri dalam kampanye paslon nomor urut 2 itu.
Dengan tenang, Menko Marves mengatakan bahwa dia hanya tegak lurus pada Jokowi dan mendukung paslon yang akan meneruskan program-program RI 1 tersebut.