Bisnis.com, JAKARTA - Pasukan Amerika Serikat (AS) dan Inggris kembali melancarkan serangan terhadap beberapa sasaran Houthi di Yaman, pada Selasa (23/1/2024).
Menurut para pejabat, AS dan Inggris menggunakan rudal Tomahawk dan pesawat jet berbasis angkatan laut untuk menghancurkan gudang dan peluncur rudal Houthi.
Laporan tersebut menyatakan bahwa ini menjadi yang kedua kalinya bagi dua sekutu tersebut melakukan serangan terkoordinasi terhadap sasaran Houthi di Yaman.
Menurut Al Arabiya dan Al Jazeera, angkatan bersenjata AS dan Inggris menyerang pangkalan militer Al-Daylami Houthi di Sana, serta fasilitas lainnya di Provinsi Taiz, Hajjah, Al Hudaydah dan Al Bayda.
Seorang perwakilan Houthi mengatakan bahwa serangan ini merupakan yang paling besar sejak 12 Januari lalu, ketika AS dan Inggris menyerang wilayah Yaman untuk pertama kalinya.
Menurut Al Hadath, sekutu melakukan setidaknya 35 serangan terhadap sasaran Houthi. Tiga pejabat tinggi Houthi tewas dalam serangan itu.
Baca Juga
Menyusul meningkatnya konflik Hamas-Israel di Jalur Gaza, Houthi telah memperingatkan akan melancarkan serangan ke wilayah Israel sambil melarang kapal-kapal yang terkait dengan negara Yahudi tersebut melewati perairan Laut Merah dan Selat Bab el-Mandeb.
Pihaknya menyatakan akan terus melakukannya sampai Tel Aviv menghentikan operasi militernya terhadap Hamas di Jalur Gaza.
Menurut perkiraan Komando Pusat Departemen Pertahanan AS (CENTCOM), Houthi Yaman telah menyerang lebih dari 20 kapal sipil di Laut Merah sejak pertengahan November 2023.
Seperti diketahui, pesawat, dan kapal selam AS dan Inggris untuk pertama kalinya telah menyerang sasaran Houthi di sejumlah Kota Yaman, termasuk Sana'a dan Hodeidah, pada 12 Januari 2024.
Presiden AS Joe Biden mengklaim bahwa serangan itu terjadi sebagai respons langsung terhadap serangan Houthi terhadap kapal-kapal di Laut Merah.
Pemerintah AS mengatakan bahwa serangan tersebut menargetkan lokasi peluncuran roket dan kendaraan udara tak berawak (drone), serta stasiun radar milik Houthi.
Sejak saat itu, AS secara rutin menyerang peluncur rudal Houthi di Yaman. Namun, Inggris sebelumnya menyatakan tidak berencana melancarkan serangan lagi.