Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI Pahala Mansury mendorong lebih banyak keterwakilan suara negara berkembang untuk didengar di berbagai agenda global.
Dia menjelaskan bahwa di tengah krisis kesenjangan yang terjadi saat ini, penting untuk memastikan hasil yang saling menguntungkan bagi negara-negara berkembang.
"Kita harus mendorong lebih banyak keterwakilan negara-negara berkembang, untuk memastikan bahwa suara kita didengar dalam menetapkan berbagai agenda global, juga dalam mengadvokasi hak kita atas pembangunan," katanya, di Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non Blok (KTT GNB) di Uganda, Sabtu (20/1/2024).
Selain itu, dia menyatakan bahwa negara berkembang juga mampu menempuh jalur pembangunannya sendiri dan melakukan lompatan menuju kesejahteraan.
Menurutnya, negara berkembang juga menjadi bagian penting dari rantai pasokan global, serta memanfaatkan sumber daya alamnya melalui hilirisasi industri.
Sementara itu, dia menyatakan bahwa negara berkembang juga perlu untuk bisa terbebas dari diskriminasi perdagangan, dan perang dagang yang hanya akan menjadikan negara berkembang sebagai korban.
Baca Juga
"Untuk mengembangkan perekonomian kita, tanpa terjerumus ke dalam perangkap utang, dan untuk mengakses pendanaan inovatif, untuk mencapai SDGs dan memerangi perubahan iklim," ujarnya.
Adapun di saat yang sama, menurutnya negara berkembang juga harus bisa menunjukkan kepemimpinan untuk menjadi bagian dari solusi global.
Pahala juga mengutip pernyataan dari Presiden pertama Indonesia, Soekarno, dalam pembukaan Konferensi Bandung.
“Kita bisa berbuat banyak, kita bisa memasukkan suara nalar ke dalam urusan dunia," ucapnya.
Dia menjelaskan, bahwa misalnya saja dalam mengadvokasi reformasi lembaga multilateral agar lebih efektif dalam menjawab tantangan global.
Wamenlu RI itu menegaskan bahwa dalam menghadapi lanskap geopolitik yang semakin menantang saat ini, Gerakan Non Blok harus terus menjadi kekuatan positif dan bagian dari solusi global.
"Dengan 121 negara, gabungan populasi 55% penduduk dunia, lebih dari 60% hak suara di PBB, dan saat ini, 5 Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan, GNB memegang kekuasaan yang sangat besar untuk mengadakan pertemuan," lanjutnya.
Dia mengaku bangga karena negara-negara anggota GNB telah berkontribusi terhadap banyak permasalahan global.
"Kita harus terus memimpin, termasuk dengan memajukan Kerja Sama Selatan-Selatan dan mengarusutamakan agenda negara-negara Selatan dalam Pakta Masa Depan," tambahnya.