Bisnis.com, JAKARTA - Capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo, menyebut tentang Pertahanan Sakti 5.0 pada debat ketiga Capres, Minggu 7 Januari 2023 malam WIB.
Pada debat dengan tema pertahanan, keamanan, hubungan internasional, dan geopolitik tersebut, Ganjar diberikan kesempatan untuk bertanya kepada Anies baswedan tentang solusi pertahanan Indonesia yang tertinggal.
Ganjar menyampaikan, bahwa berdasarka data terbaru, Minimum Essensial Force Indonesia belum tercapai. Indonesia sendiri masih berhutang yang nilainya naik dari Rp20,7 miliar dollar menjadi Rp25 dollar untuk pembelian alutsista.
"Anggaran pertahanan belum ideal, tadi kita sampaikan kita perlu 1 sampai 2 persen dari PDB, saat ini masih di 0.87%. Ini data, untuk beli alutsista masih harus ngutang dan utang kita di 2023 harus naik dari 20,7 miliar dollar menjadi 25 miliar dolar," kata Ganjar.
"Padahal target rencara strategis Minimum Essensial Force kita belum tercapai, karena sekarang hanya 65,49%. Apa solusi pertahananya untuk mengejar ketertinggalan?," tanya Ganjar kepada Anies.
Dalam hal ini, Anies lebih menyoroti tentang pertumbuhan ekonomi sehingga anggaran di sektor pertahanan bisa dialokasikan dengan baik.
Baca Juga
"Dengan pertumbuhan ekonomi yang nyata, harapannya kita memiliki pemasukan negara yang cukup. Anggaran yang tidak terserap secara optimal harus ditiadakan. Dengan begitu, porsi yang kita miliki untuk sektor pertahanan akan bisa kita alokasikan," jawab Anies.
Namun dengan tenang, mantan Gubernur Jawa Tengah 2 periode tersebut menimpali pernyataan Anies dengan menjelaskan rencana strategis yang akan dilakukan untuk bisa mencapai Minimum Essensial Force (MEF).
Pertama, Ganjar ingin beberapa alutsista Indonesia dibuat di dalam negeri dan merupakan hasil kerjasama dengan Pindad, PT DI, PT PAL dan PT LEN.
"Saya ingin meyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi 7% wajib. Alokasi 1-2% PDB menurut saya juga menjadi keharusan agar kuat. Kemudian belanja alutsista kita ini harus jadi investasi pertahanan kita. Tanknya dibuat di Pindad, helikopternya di PT DI, fregatnya di PT PAL dan cybernya di PT LEN," kata Ganjar.
Kemudian, Ganjar juga menyebut tentang Garda Samudera dan Pertahanan Sakti 5.0 sebagai upaya agar pertahanan Indonesia semakin kuat sehingga mampu mencapai Minimum Essensial Force (MEF).
"Kalau itu bisa kita optimalkan betul-betul, maka Minimum Essensial Force kita akan tercapai. Dan kita perlu Garda Samudrea untuk mengawal Indonesia dan Pertahanan Sakti 5.0," lanjut Ganjar.
Seperti diketahui, paslon nomor urut 03 Ganjar-Mahfud menempatkan isu pertahanan negara sebagai visi-misi kedelapan yakni Mempercepat peningkatan peran Indonesia dalam mewujudkan tata dunia baru yang lebih berkeadilan melalui politik luar negeri bebas aktif dan memperkuat pertahanan negara.
Dalam dokumen visi-misinya, Ganjar-Mahfud mengusung misi Kedaulatan NKRI dengan Sistem Pertahanan 5.0.
Moderninasi Pertahanan Sakti 5.0 milik Ganjar-Mahfud merujuk pada transformasi pertahanan berdasarkan doktrin Sistem Pertahanan Rakyat Semesta (Sishanrata) untuk membentuk Kekautan Pertahanan Indonesia yang berdaya gentar dan dilengkapi dengan alutsista Perkara dengan Keunggulan Teknologi 5.0 (SAKTI).
Pada misi tersebut, Ganjar-Mahfud menyinggung perlunya modernisasi alutsista. Dan akan menarik jika turut mengajak perusahaan Indonesia untuk mewujudkan program tersebut.