Bisnis.com, JAKARTA – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyerukan peningkatan bantuan kemanusiaan ke Gaza, Palestina, selagi Sekjen PBB Antonio Gutteres mengatakan bahwa Israel menjadi hambatan besar untuk upaya tersebut.
Melansir Reuters pada Sabtu (23/12/2023), setelah berhari-hari berselisih untuk menghindari ancaman veto AS, Dewan Keamanan (DK) PBB pada Jumat (22/12/2023) mengeluarkan resolusi yang mendesak langkah untuk memungkinkan akses kemanusiaan ke Gaza dan penghentian pertempuran yang berkelanjutan.
Resolusi tersebut lebih “lunak” dari rancangan sebelumnya yang menyerukan diakhirinya perang Hamas dan Israel yang telah berlangsung selama 11 minggu. Rancangan sebelumnya juga melemahkan kendali Israel atas pengiriman bantuan, sehingga memicu sekutu Israel, Amerika Serikat (AS) untuk melakukan veto.
Duta besar Israel untuk PBB, mengatakan DK PBB seharusnya lebih fokus pada pembebasan sandera, dan beranggapan bahwa pengaturan mekanisme bantuan tidak diperlukan karena Israel mengizinkan pengiriman bantuan dalam skala yang diperlukan.
Di sisi lain, Hamas mengatakan bahwa tindakan tersebut tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Palestina dan dan terus menyerukan kepada komunitas internasional untuk mengakhiri agresi Israel.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Palestina menyambut baik resolusi tersebut sebagai sebuah langkah yang akan membantu mengakhiri agresi Israel, memastikan datangnya bantuan, dan melindungi rakyat Palestina.
Baca Juga
AS dan Israel secara terang-terangan menentang gencatan senjata, dan berpendapat bahwa hal itu akan memungkinkan Hamas untuk kembali berkumpul dan mempersenjatai diri.
Namun, pemerintahan Presiden AS Joe Biden dinilai semakin kritis terhadap meningkatnya jumlah korban jiwa dan krisis kemanusiaan yang semakin memburuk ketika Israel terus melancarkan serangan darat dan udara ke Gaza.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres mengatakan cara Israel berperang telah menciptakan hambatan besar terhadap distribusi bantuan kemanusiaan di Gaza, di mana PBB mengatakan bantuan yang tersedia hanya mencapai 10% dari yang dibutuhkan.
Israel sendiri mengklaim 5.405 truk bantuan yang membawa makanan, air, dan pasokan medis telah memasuki Gaza sejak gelombang perang baru dimulai pada 7 Oktober lalu.
Adapun, laporan terbaru mengenai korban jiwa dari Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan bahwa 20.057 warga Palestina telah terbunuh, selagi 53.320 orang lainnya terluka akibat serangan Israel.
Serangan Israel juga telah menghancurkan sebagian besar wilayah kantong tersebut, dan membuat sebagian besar penduduk yang berjumlah 2,3 juta orang mengungsi.
Di sisi lain, Israel mengatakan bahwa 140 tentaranya tewas sejak melancarkan serangan darat ke Gaza pada 20 Oktober lalu.