Bisnis.com, JAKARTA - Mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, mengatakan apa ancaman yang akan terjadi bagi Indonesia jika ada presiden yang berkuasa lebih dari 10 tahun.
Dalam bincang-bincangnya bersama Rhenald Kasali, JK menggambarkan kekuasaan seperti anak-anak yang sedang tumbuh dan berkembang.
Saat anak-anak masih berada di bawah 10 tahun, maka mereka masih netral dan belum ada minat dalam bidang bisnis atau politik.
Akan tetapi, kondisi berbeda terjadi jika anak-anak sudah memasuki usia 10 tahun ke atas. Di sana, akan mulai ada minat untuk masuk di bidang politik dan bisnis yang bisa digarap.
"10 tahun itu kalau diibaratkan anak-anak itu masih kecil, mereka belum minat ke bisnis, belum ada minat untuk masuk ke dalam bidang politik. Jadi masih netral," kata JK.
"Tapi kalau sudah di atas 10 tahun anak-anak sudah memasuki usia dewasa, kepentingan-kepentingan politik dan bisnisnya mulai digarap orang-orang atau dia sendiri. Itu bisa merusak alam demokrasi di situ karena timbul keberpihakan," ia menambahkan.
Baca Juga
Mantan Wapres yang saat ini menjabat sebagai Ketua PMI tersebut kemudian menyinggung soal Jokowi yang disebut akan melanggengkan kekuasaannya melalui Gibran.
JK tidak menyangka jika pergerakan Jokowi untuk membuat anak dan menantunya terjun ke politik begitu cepat.
"Ternyata upaya keluarga pak Jokowi untuk masuk politik itu lebih cepat dengan dukungan kekuasaan orang tuanya. Seperti yang terjadi sekarang bagaimana pak Jokowi mendukung Gibran. Semua tahu lah itu tidak sesuai dengan alam demokrasi, terjadi pelanggaran di MK dan sebagainya," ujar JK.
Seperti diketahui, setidaknya ada empat anggota keluarga Jokowi yang saat ini menduduki jabatan penting. Selain Anwar Usman, Gibran dan Bobby Nasution, Kaesang juga demikian.
Kaesang yang belum genap usia 30 tahun sudah ditunjuk sebagai Ketua Umum PSI. Kaesang saat ini memang belum bisa dibilang pejabat, akan tetapi jalan pemilik Persis Solo ini menuju kursi jabatan terbuka lebar.
Bahkan belum lama ini viral video Kaesang yang mengaku siap jadi Gubernur Jawa Tengah.