Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan bahwa setidaknya 360.000 kasus penyakit menular telah tercatat di kamp pengungsi di Jalur Gaza.
Operasi militer Israel di Gaza, membuat tempat pengungsian sementara menjadi penuh sesak yang menampung sekitar 1,9 juta orang.
Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (OCHA) melaporkan bahwa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mencatat kasus meningitis, cacar air, penyakit kuning, dan infeksi saluran pernapasan atas di kalangan pengungsi.
Melansir TASS, tercatat hanya 11 dari 36 rumah sakit di Jalur Gaza yang terus menerima pasien secara terbatas, dengan hanya satu fasilitas medis yang beroperasi di bagian utara Gaza.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa sistem layanan kesehatan di Jalur Gaza sedang runtuh dan kondisi ideal bagi penyebaran penyakit telah terbentuk di wilayah tersebut dan situasinya hanya akan semakin buruk.
"Saat ini di Jalur Gaza rata-rata terdapat satu unit kamar mandi untuk setiap 700 orang, dan satu toilet untuk setiap 150 orang," katanya, Minggu (10/12/2023).
Baca Juga
Adapun hingga saat ini jumlah korban tewas akibat operasi tempur Israel di Jalur Gaza telah melebihi 18.500 orang.
Saluran TV Al Mayadeen melaporkan lebih dari 18.500 orang tewas dan lebih dari 50.000 orang terluka sejak awal operasi Israel di Gaza, pada 7 Oktober 2023.
Kementerian Kesehatan Palestina sebelumnya melaporkan bahwa jumlah korban tewas di Jalur Gaza telah mendekati 18.000 orang, pada Minggu (10/12/2023).
Seperti diketahui, konflik kembali pecah di Gaza setelah berakhirnya gencatan senjata selama 7 hari yang dimediasi oleh Qatar.
Israel telah menyatakan kesiapan perang dengan mengumumkan blokade total terhadap Jalur Gaza, rumah bagi 2,3 juta warga Palestina.
Pasukan Israel hingga saat ini masih terus melancarkan serangan udara ke Jalur Gaza dan beberapa wilayah di Lebanon dan Suriah. Serangan juga masih berlangsung di Tepi Barat.