Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Peneliti BRIN Sebut Makan Siang dan Susu Gratis Prabowo-Gibran Hanya Buang Anggaran

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyayangkan anggaran Rp400 triliun yang akan dihamburkan capres-cawares Prabowo untuk makan siang dan susu gratis.
Capres dan Cawapres Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka / BISNIS - Surya Dua Artha
Capres dan Cawapres Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka / BISNIS - Surya Dua Artha

Bisnis.com, JAKARTA-- Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Firman Noor menilai program makan siang dan susu gratis yang menjadi unggulan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka hanya akan menghambur-hamburkan anggaran.

Firman menuturkan bahwa program ini akan menelan anggaran senilai Rp400 triliun. Namun demikian, tanpa bantuan itu sejatinya masyarakat Indonesia masih bisa hidup dengan layak. Dia menilai bahwa cara pandang Prabowo-Gibran dalam melihat Indonesia masih belum canggih dan belum bisa merepresentasikan Tanah Air.

“Saya kira ini masalah skala prioritas ya, banyak juga yang mengatakan tanpa bantuan itu rakyat masih bisa hidup dengan layak. Belum lagi dana sebesar ini akan terbuang dengan percuma,” tuturnya kepada Bisnis di Jakarta, Senin (4/12/2023).

Menurut Firman dana sebesar Rp400 triliun per tahun tersebut seharusnya bisa digunakan untuk fasilitas lain yang dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia. Salah satunya, kata Firman adalah memperkuat fasilitas untuk pendidikan anak di Indonesia, bukan malah direlokasi untuk beli susu dan makan siang gratis.

“Jadi pada dasarnya kan kita ini masih lemah dari sisi IQ. Rata-rata IQ orang Indonesia itu 78. Jadi kenapa kita tidak memperkuat basis pendidikan di Indonesia saja, mengingat masih ada ketimpangan yang cukup parah di Indonesia,” katanya.

Firman menyarankan agar paslon Prabowo-Gibran tidak selalu mengikuti apa yang menjadi kenginan masyarakat, tetapi memberikan pendidikan dan pencerahan yang fundamental agar masyarakat bisa ikut berfikir.

“Seharusnya Prabowo-Gibran ini tidak melulu mengikuti apa maunya masyarakat, tetapi juga memberikan pendidikan dan pencerahan yang fundamental, masyarakat seharusnya diajak untuk berfikir,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper