Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

TPN Ganjar-Mahfud Respons Kebocoran Data Pemilih Milik KPU

Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud berharap Komisi Pemilihan Umum (KPU) menindaklanjuti dugaan kebocoran data pemilih.
Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo Arsjad Rasjid (kiri) didampingi Wakil Ketua Andika Perkasa memberikan keterangan pers peresmian Media Center TPN Ganjar Presiden di Jalan Cemara, Menteng, Jakarta, Minggu (15/10/2023). Media Center itu akan melayani segala kebutuhan informasi media massa terkait kerja-kerja yang dilakukan Tim Pemenangan Nasional. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/nz
Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo Arsjad Rasjid (kiri) didampingi Wakil Ketua Andika Perkasa memberikan keterangan pers peresmian Media Center TPN Ganjar Presiden di Jalan Cemara, Menteng, Jakarta, Minggu (15/10/2023). Media Center itu akan melayani segala kebutuhan informasi media massa terkait kerja-kerja yang dilakukan Tim Pemenangan Nasional. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/nz

Bisnis.com, JAKARTA -- Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud berharap Komisi Pemilihan Umum (KPU) menindaklanjuti dugaan kebocoran data pemilih yang disebar threat actor bernama Jimbo.

Deputi Politik TPN Andi Widjajanto meminta KPU segera berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) serta Badan Siber dan Sandi Nasional (BSSN) karena data yang diduga bocor tersebut memuat informasi strategis milik para pemilih.

"Ini hal yang sangat strategis dan perlu disikapi serius oleh KPU sebagai penyelenggara pemilu, Kominfo dan BSSN yang memiliki tugas untuk menjaga keamanan siber Pemilu 2024," kata Andi di Tangerang, Rabu (29/12/2024).

Sementara itu, Wakil Ketua TPN Andika Perkasa menambahkan bahwa pihaknya menunggu langkah dari KPU terkait isu kebocoran data tersebut. Dia mengungkapkan sebagai peserta pemilu, kubu Ganjar tidak ingin kebocoran data itu dimanfaatkan oleh pihak tertentu untuk mempengaruhi keputusan-keputusan KPU.

"Sebagai peserta, kami menunggu troubleshooting dari KPU, sehingga data-data yang diambil ini tidak digunakan untuk mengintervensi keputusan-keputusan KPU," ungkap Andika. 

Sebelumnya, Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri tengah menyelidiki kasus dugaan kebocoran data Daftar Pemilih Tetap (DPT) dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Brigjen Adi Vivid Bachtiar mengatakan dugaan kebocoran data KPU tersebut merupakan hasil dari patroli siber.

"Dugaan kebocoran data KPU kami temukan dari hasil patroli siber yang dilakukan oleh anggota kami," kata Adi saat dihubungi, Rabu (29/11/2023).

Sebagai tindak lanjut, jenderal bintang satu Polri itu menuturkan bahwa saat ini kasus tersebut tengah diselidiki oleh Computer Security Incident Response Team (CSIRT) dan dikoordinasikan dengan KPU.

"Saat ini Team CSIRT sedang berkoordinasi langsung dengan KPU untuk berkoordinasi sekaligus melakukan penyelidikan," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, KPU dikabarkan kembali mengalami kebocoran data. Setelah 105 juta pemilih dikabarkan bocor pada September 2020, kini jumlahnya bertambah menjadi 204 juta atau dua kali lipat.

Berdasarkan informasi yang beredar, lebih dari 204 juta data Daftar Pemilih Tetap (DPT) dari KPU dijual di dark web seharga 2 Bitcoin atau US$74.000 jika dirupiahkan mencapai Rp1,2 miliar.

Angka data yang diretas ini pun hampir sama dengan jumlah pemilih dalam DPT Tetap KPU yang berjumlah 204.807.222 jiwa. 

Menurut data yang diunggah di Breach Forum oleh akun anonim “Jimbo”, data yang dicuri berupa Nomor Induk Kependudukan (NIK), Nomor Kartu Keluarga (No. KK), Nomor KTP dan Passport, nama lengkap, jenis kelamin, tanggal lahir, tempat lahir, status pernikahan, alamat lengkap, serta kodefikasi TPS.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Edi Suwiknyo
Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper