Bisnis.com, JAKARTA - China mengalami lonjakan penyakit pernapasan, meskipun tidak setinggi saat pandemi Covid-19.
Pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Van Kerkhove mengatakan bahwa tidak ada patogen baru yang tidak biasa yang ditemukan dalam lonjakan kasus ini.
"Kami bertanya tentang perbandingan sebelum pandemi. Dan gelombang yang mereka lihat sekarang, puncaknya tidak setinggi yang mereka lihat pada tahun 2019-2020 [seperti saat pandemi Covid-19]," katanya dilansir dari Reuters, Senin (27/11/2023).
Dia juga menjelaskan bahwa peningkatan kasus penyakit pernapasan itu diduga didorong oleh banyaknya anak-anak yang tertular patogen yang tidak dapat mereka derita saat pandemi 2 tahun terakhir.
Juru bicara Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok, Mi Feng mengatakan pada Minggu (26/11/2023) bahwa lonjakan penyakit pernapasan akut terjadi akibat peredaran beberapa jenis patogen secara bersamaan. Patogen yang paling menonjol adalah influenza.
Lonjakan ini menjadi masalah global minggu lalu ketika WHO meminta informasi lebih lanjut kepada otoritas China.
Baca Juga
Adapun, pernyataan tersebut muncul setelah sebuah rumah sakit anak di Beijing sebelumnya mengatakan kepada media bahwa setidaknya terdapat 7.000 pasien dirawat di rumah sakit tersebut setiap harinya, melebihi kapasitas.
Dan minggu lalu, menurut laporan dari Sky News, rumah sakit anak terbesar di kota Tianjin yang berdekatan dilaporkan menerima lebih dari 13.000 pasien anak di bagian rawat jalan dan gawat darurat. (Syahra Fauzia)