Bisnis.com, JAKARTA - Calon presiden (capres) Ganjar Pranowo bertemu dengan rohaniwan Katolikk sekaligus guru besar Filsafat Franz Magnis Suseno dan mendapatkan hadiah buku.
Dia menyatakan bahwa buku tersebut akan membekalinya sebagai etika prinsip moral kenegaraan.
"Tadi diskusi kecil, beliau selalu menarik selalu bicara ini, saya dikasih buku, ini buku legend hampir semua orang membaca, 'etika politik prinsip moral dasar kenegaraan modern' dan satu lagi 'iman dalam tantangan apa kita masih dapat percaya pada yang disebrang'," katanya, di di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Cempaka Putih, Jakarta, Jumat (24/11/2023).
Ganjar mengaku senang dan berjanji akan segera dibacanya.
"Kalimatnya pendek-pendek menurut romo boleh dibaca satu, dua, karena itu cukup bisa membekali, dan saya senang mendapatkan cerita baik, cerita etik, cerita moral dalam berbangsa dan bernegara, bermasyarakat," ujarnya.
Lebih lanjut, Eks Gubernur Jawa Tengah ini juga menjelaskan bahwa diskusi yang dilakukan merupakan diskusi yang biasa. Lebih tepatnya, kata Ganjar, orang yang lebih muda datang kepada orang yang lebih tua untuk menimba ilmu dan mendengarkan masukan.
Baca Juga
"Beliau sebagai intelektual sebagai tokoh agama tentu beliau punya sikap pribadi tetapi tidak boleh berpihak secara terbuka, karena itu menunjukan beliau juga institusinya netral, begitu ya sehingga saya sangat hormat," ucapnya.
Kemudian dia menceritakan hasil diskusinya, bahwa filsuf Franz Magnis Suseno menceritakan bahwa banyak orang kecil sekarang, sangat sulit.
"Wakil saya harus bisa menyuarakan suara saya itu sebenernya mencolek hati para politisi kita yang kemudian duduk pada jabatan publik untuk lebih perhatian pada mereka," ujarnya.
Selain itu, Ganjar mengatakan bahwa filsuf Franz juga menceritakan soal kemiskinan, soal akses kemudahan menuju kesejahteraan.
Sementara itu, filsuf Franz menjelaskan bahwa dengan Ganjar membicarakan mengenai Indonesia yang masih tetap memiliki masa depan yang cerah.
"Tetapi kita harus mengatasi masalah-masalah yang sekarang dirasakan, masalah seperti korupsi, masalah kemerosotan etika, demokrasi kita harus kembali kepada integritas kejujuran perpolitikan itu bukan memenangkan kiri-kanan, tetapi memenangkan, menyelamatkan, memajukan bangsa Indonesia, itu yang kami bicarakan," tandasnya.