Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Survei Indikator: Elektabilitas PDIP Teratas, Bukan Karena Megawati, Tapi Jokowi

Hasil survei terkini Indikator menunjukkan elektabilitas PDIP (22,3%) mengungguli parpol lainnya. Alasan responden pilih PDIP bukan karena Megawati, tapi Jokowi
Survei Indikator: Elektabilitas PDIP Teratas, Bukan Karena Megawati, Tapi Jokowi. Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutan saat pembukaan Rapat Kerja Nsional (Rakernas) Sekretariat Nasional (Seknas) Jokowi di Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu (16/9/2023). Rakernas Seknas Jokowi yang diikuti sebanyak 25 perwakilan DPW se-Indonesia tersebut sebagai bagian konsolidasi organisasi dalam persiapan menjelang Pilpres 2024. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah /foc.
Survei Indikator: Elektabilitas PDIP Teratas, Bukan Karena Megawati, Tapi Jokowi. Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutan saat pembukaan Rapat Kerja Nsional (Rakernas) Sekretariat Nasional (Seknas) Jokowi di Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu (16/9/2023). Rakernas Seknas Jokowi yang diikuti sebanyak 25 perwakilan DPW se-Indonesia tersebut sebagai bagian konsolidasi organisasi dalam persiapan menjelang Pilpres 2024. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah /foc.

Bisnis.com, JAKARTA - Hasil survei Indikator Politik Indonesia mengungkapkan simulasi pilihan partai pada periode 2 hingga 10 Oktober 2023 dipimpin PDI Perjuangan (PDIP) sebesar 22,3%, diikuti Gerindra di posisi kedua sebanyak 16,9%.

Menariknya, faktor terbanyak yang memilih PDIP disebabkan oleh suka dengan Presiden Joko Widodo sebanyak 21,9%, sedangkan yang menyukai Ketum PDIP Megawati hanya 4%.

Peneliti utama Indikator, Burhanuddin Muhtadi mengatakan secara keseluruhan alasan memilih partai disumbang oleh kebiasaan dalam memilih partai politik. Misalnya, PDIP, Golkar dan PKB menjadi yang terbesar karena faktor ini.

"Alasan kedua terbesar kedua memilih PDIP karena suka sama Presiden Jokowi, artinya bisa kami simpulkan Jokowi punya kontribusi elektoral yang sangat memadai, sangat besar untuk PDIP," ujarnya di YouTube Indikator Politik Indonesia, Jumat (20/10/2023).

Dengan demikian, dia menyampaikan bahwa baik dari Jokowi maupun PDIP, keduanya akan berdampak apabila sesuai dengan bola liar dari masyarakat soal hubungan Jokowi dan PDIP tidak baik-baik saja.

"Nah, apa implikasinya untuk PDIP dan apa implikasinya untuk Jokowi kalau tidak mendapat sokongan dari PDIP? karena PDIP bagaimanapun partai terbesar di Indonesia dan implikasi terhadap hub sedang tidak baik baik saja itu tentu berimplikasi ke keduanya," imbuhnya.

Sementara itu, alasan responden memilih partai Gerindra didominasi oleh faktor suka dengan Prabowo Subianto yang mencapai 53,8%. Mengacu data yang sama, faktor alasan memilih partai NasDem tersebar dengan sejumlah alasan yang digelar oleh Indikator Survei Indonesia.

"Nah untuk gerindra, 53% karena suka prabowo, kemudian NasDem relatif menyebar, untuk PKS alasan karena partai islam, PPP juga demikian," pungkasnya.

Sebagai informasi, survei ini melibatkan ribuan responden dengan umur minimal 17 tahun lebih atau sudah menikah dengan metode multistage random sampling 1200 orang.

Adapun, Indikator juga melakukan over sample di Sumatera Utara, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten dan Sulawesi Selatan, sehingga total sample 4.300 responden.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper