Bisnis.com, SOLO - Sudah lebih dari seminggu Gaza berubah menjadi "neraka dunia" akibat konflik yang terjadi antara Hamas Palestina vs Israel.
Bagaimana tidak, selama tujuh hari berturut-turut, jalur Gaza terguncang akibat serangan udara Israel yang tiada henti. Pada hari Kamis, Israel mengatakan telah menjatuhkan 6.000 bom di Gaza, atau rata-rata 1.000 bom per hari.
Karena bom tersebut, hampir setiap jam anak-anak dan perempuan di wilayah tersebut mendengar ledakan, mencium aroma api, asap dan debu beterbangan dari gedung yang hancur di sekitar mereka.
Bukan hanya itu, beberapa anak tak berdosa bahkan harus menanggung rasa sakit, bahkan sampai meninggal, akibat tertimbun reruntuhan, kekurangan air hingga bahan makanan.
Dari sisi Palestina, jumlah korban tewas di Gaza kini telah meningkat menjadi sedikitnya 1.799 jiwa dan 6.388 orang lainnya terluka.
Seluruh lingkungan tinggal reruntuhan dan puing-puing yang menghitam. Tentara Israel mengatakan bahwa mereka melakukan pengeboman sebagai tanggapan atas serangan mendadak terhadap Israel oleh sayap bersenjata Hamas akhir minggu lalu.
Baca Juga
Namun yang dunia perlu ketahui, wanita dan anak-anak menjadi yang paling merasakan kesengsaraan dari perang yang terjadi.
Dilansir dari Al Jazeera, Kementerian Kesehatan Palestina menyebut bahwa korban di Gaza kebanyakan adalah perempuan dan anak-anak.
Di kamp pengungsi Jabaliya, 31 anggota keluarga Shihab tewas dalam penyerangan. Keluarga-keluarga lain datang ke gedung mereka untuk bersembunyi, karena mengira gedung itu aman.
Sebanyak 45 orang tewas dalam serangan di Jabaliya dan korban termuda adalah bayi berusia dua bulan.
Kemudian di Deir al-Balah, setidaknya 15 anggota keluarga Azaize terbunuh di mana beberapa di antara korban tewas tidak dapat ditemukan dalam keadaan utuh, termasuk jasad anak-anak/
Bukan hanya dari sisi Palestina, anak-anak Israel juga banyak yang menjadi korban dari konflik antara dua negara tersebut.
Di kibbutz Be'eri, salah satu kibbutz terbesar di Israel, lebih dari 100 jenazah warga Israel ditemukan pada hari Senin, termasuk jasad perempuan, anak-anak, dan orang tua yang tak berdaya.
Dalam keterangan Kementerian Pertahanan Israel, anak-anak dan perempuan juga dibunuh secara brutal, meski belum diketahui kebenaran informasi ini.
“Tidak ada yang bisa membenarkan pembunuhan, melukai atau menculik anak-anak Pelanggaran hak asasi manusia yang berat yang dikutuk oleh UNICEF dengan sepenuh hati,” kata Direktur Eksekutif UNICEF Kata Catherine Russell.