BMKG mengatakan suhu panas ini dipicu oleh beberapa kondisi dinamika atmosfer seperti kondisi cerah dan minimnya tingkat pertumbuhan awan.
"Kondisi ini tentunya menyebabkan penyinaran matahari pada siang hari ke permukaan bumi tidak mengalami hambatan signifikan oleh awan di atmosfer, sehingga suhu pada siang hari di luar ruangan terasa sangat terik," tulis BMKG di situs resminya, bmkg.go.id, Sabtu (30/9).
BMKG juga menjelaskan bahwa beberapa daerah akan mengalami peningkatan suhu panas. Wilayah itu yakni Jawa hingga Nusa Tenggara.
"Posisi semu matahari menunjukkan pergerakan ke arah selatan ekuator, yang berarti bahwa sebagian wilayah Indonesia di selatan ekuator termasuk wilayah Jawa hingga Nusa Tenggara mendapatkan pengaruh dampak penyinaran matahari yang relatif lebih intens dibandingkan wilayah lainnya, dimana pemanasan sinar matahari cukup optimal terjadi pada pagi menjelang siang dan pada siang hari,"
Namun peningkatan suhu panas ini juga terjadi karena beberapa sebab yakni seperti kecepatan angin, tutupan awan, dan tingkat kelembapan udara.
Oleh karena itu BMKG mengimbau masyarakat untuk lebih menjaga kondisi tubuh dan mencukupi cairan tubuh.
Baca Juga
"Terutama bagi warga yang beraktifitas di luar ruangan pada siang hari supaya tidak terjadi dehidrasi, kelelahan dan dampak buruk lainnya," pungkasnya.