Bisnis.com, SOLO - Walikota Bukittinggi Erman Safar buka suara setelah dilaporkan beredarnya beras sintesis di Bukittinggi.
Di media sosial Twitter, ramai video tentang beras sintesis yang membuat salah satu warga mengalami pusing, demam, dan sakit tenggorokan.
Seorang IRT di Bukittinggi tersebut dikabarkan membeli 5 kg beras dan sudah mengonsumsinya sebanyak 3 kg. Akan tetapi, setelah mengonsumsinya beberapa kali, IRT tersebut mengaku mengalami pusing, demam, dan sakit.
Dari video yang viral, disebutkan bahwa beras yang dibeli korban terlihat berbeda dengan beras yang biasa dibeli, berwarna putih bersih, pipih lonjong dan terlihat seperti dicetak.
Saat ini, petugas telah mengamankan 1 kg beras yang diduga sintesis untuk penyelidikan.
Viralnya kabar tersebut membuat Walikota Bukittinggi Erman Safar buka suara. Melalui Instagram resminya, Erman mengatakan bahwa pemerintah kota Bukittinggi akan segera melakukan koordinasi dengan pihak terkait.
Baca Juga
"Tidak panik, tetap tenang dan waspada. Pemko Bukittinggi akan terus melakukan koordinasi dengan pihk terkait," bunyi unggahan Erman Safar.
Selain itu, Wali Kota Bukittinggi tersebut juga memberikan imbauan kepada masyarakat sebagai berikut:
1. Menyarankan membeli beras di tempat langganan dan terpercaya.
2. Jangan tergiur harga beras murah kecuali merupakan program dari pemerintah atau lembaga resmi.
3. Meminta masyarakat melapor ke Pemko Bukittinggi jika menemukan ciri-ciri beras mencurigakan.
Isu beras plastik kembali terulang. Pada tahun 2015 lalu, masyarakat RI juga digegerkan dengan rumor adanya beras plastik yang dicampur dengan beras asli.
Jokowi bahkan pernah mengatakan bahwa isu beras plastik tampaknya tak masuk akal jika hendak mencari keuntungan ekonomi.
"Secara logika, enggak masuk kalau motifnya mencari untung karena harga plastik lebih mahal dari beras," kata Jokowi saat mengikuti acara car-free day di Jalan Slamet Riyadi, Solo, Minggu 24 Mei 2015 dulu.