Bisnis.com, JAKARTA - Misteri kematian anak Perwira Menengah (Pamen) TNI AU berinisial CHR (16) di Pos Spion Ujung Landasan 24 Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, pada Minggu (24/9) belum terpecahkan.
Polres Metro Jakarta Timur kembali menemukan dua lembar kertas terkait kematian anak Perwira Menengah (Pamen) TNI AU.
"Ada dua lembar kertas bergambar dan tulisan yang merupakan catatan milik korban," kata Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Pol Leonardus Simarmata saat jumpa pers di Mapolres Metro Jaktim, Selasa.
Dalam dua carik kertas yang disita polisi itu berisi tulisan tangan korban yang tidak terlalu jelas.
Namun, dia menyebutkan hanya secara garis besar, tulisan itu berbunyi tentang kehidupan korban CH semasa hidupnya.
"Tapi yang ditangkap secara garis besar dia menyampaikan bahwa 'Sepertinya bermain Hp, tablet dan komputer itu bagus. Dia merasa lebih dihargai di gim tersebut daripada di kehidupan galaksi ini," katanya.
Baca Juga
Tulisan itu berbeda dengan status yang dibuat oleh CHR di akun Robloxnya. Dalam status di gim itu, korban menuliskan "Hi, if you see this, I'm probably already dead" (Hai, jika kamu melihat ini, aku mungkin sudah mati)
Dalam perkara penemuan korban tewas terbakar di Lanud Halim Perdanakusuma ini, polisi telah memeriksa 12 saksi. Kedua orang tua korban sudah memberikan keterangan kepada penyidik.
"Apa yang disampaikan oleh orang tua kepada kami itu, sangat membantu di dalam proses kami melakukan penyelidikan," katanya.
Polisi belum menyimpulkan inti dari kasus kematian anak perwira menengah (Pamen) TNI AU itu.
Leonardus tidak memastikan apakah ini bunuh diri atau pembunuhan, karena penyelidikan belum tuntas.
CHR ditemukan tewas dengan enam luka tusuk dan tubuhnya terbakar 91 persen pada Minggu (24/9).
Seorang petugas keamanan dari Royal Golf Halim sempat mendengar suara dari Pos Spion Ujung Landasan 24 Lanud Halim Perdanakusuma.
"Ada saksi yang mendengar suara rintihan. Itu dengan jarak sekitar 30 meter," ujar Leonardus.
Anak Pamen TNI AU itu tinggal dan sekolah di wilayah Halim Perdanakusuma. Sebelum tewas, dia terpantau oleh CCTV bersepeda sendirian menuju ke tempat kejadian perkara (TKP) sekira pukul 18.00 W