Bisnis.com, SOLO - Guru besar Unair, Prof Junaidi Khotib, S.Si., M.Kes., P.hD., Apt, dan d. Richard Lee bicara tentang galon isi ulang yang mengandung BPA.
Dari pemaparan keduanya, kandungan BPA pada galon bisa sangat berbahaya, terutama pada tumbuh kembang anak-anak.
"BPA menganggu fungsional dari hormon sehingga peluang terjadinya penyakit kanker dan degeneratif lainnya itu besar terjadi. Bahkan pada perkembangan mental pun itu bisa terjadi," kata Prof. Junaidi dilansir dari YouTube Richard Lee.
Mendengar pernyataan Prof Junaidi tersebut, Richard Lee kembali menegaskan betapa gentingnya masalah kesehatan di Indonesia.
Apalagi, galon isi ulang yang dimaksud disebut telah memiliki nama besar dan banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia sejak puluhan tahun yang lalu.
"Ini merek air minum besar dan mengandung BPA, itu fakta?," tanya Richard Lee.
Baca Juga
"Berdasarkan penelitian memang demikian," jawab Prof. Junaidi.
Peneliti yang fokus pada efek buruk BPA tersebut kemudian menjelaskan bahwa BPA akan sangat menganggu tumbuh kembang anak-anak, baik secara fisik ataupun psikologis.
"Hormonal sistem akan diganggu dan apabila ini terjadi pada anak-anak kita. Itu artinya perkembangan mereka pada masa yang akan datang itu akan mengalami gangguan."
"Berdasarkan penelitian kita, paparan BPA pada hewan coba akan memengaruhi perilaku dari anak hewan coba yang dilahirkan," ia menambahkan.
dr. Richard Lee dituduh black campaign
Sebuah akun Twitter @Mazzini_gsp, turut menyoroti tema yang diangkat Richard Lee tersebut. Sembari memperlihatkan tangkapan layar Richard membawa galon terkenal, Mazzini mengatakan bahwa influencer tersebut sedang melakukan balck campaign.
"Perang antar brand air minum kok makin jorok ya. Si Richard kayak menggiring opini sambil terang-terangan nunjukin produk yg dia serang terus di thumbnail jg disebut nama brand nya," tulis akun Twitter tersebut.
Akan tetapi dr. Richard Lee tegas menolak tuduhan yang dilemparkan kepadanya.
Dilansir dari Story IG dr. Richard Lee, dia mengatakan apa yang disampaikannya tersebut sesuai dengan hasil riset. Ia juga menolak disebut tengah melakukan black campaign.
"Mohon maaf saya nggak ada hubungannya dengan black campaign. Saya nggak punya perusahaan minuman galon. Kalau Anda nggak peduli minimal saya peduli dengan kesehatan diri saya, keluarga dan orang yang membutuhkan informasi saya," tulis dr. Richard Lee.