Bisnis.com, JAKARTA - Seorang veteran industri otomotif yang berbasis di Shanghai telah menyelidiki klaim kuburan kendaraan listrik dan menuduh pembuat mobil China meninggalkannya demi subsidi pemerintah.
Dilansir dari The Cooldown, Jumat (15/9/2023), sebuah video YouTube baru-baru ini menampilkan rekaman drone dari sejumlah besar kendaraan listrik yang berada di sebuah ladang di China dan menuduh bahwa pembuat mobil China memproduksi mobil, memalsukan catatan penjualan, dan meninggalkannya demi menerima subsidi pemerintah.
Mark Rainford yang berbasis di Shanghai yang menjalankan saluran YouTube miliknya sendiri bernama Inside China Auto mengunjungi “kuburan kendaraan listrik (EV)” secara langsung.
Dia merekam sendiri cuplikan mobil yang diklaim oleh YouTuber Winston Sterzel, berdasarkan gambar lama yang diambil dengan drone.
Ternyata, dia menemukan bahwa mobil-mobil tersebut bukanlah mobil baru dan hanya 146 di antaranya yang merupakan Neta.
Rainford menemukan bahwa sebagian besar mobil yang ditinggalkan adalah BAIC BJEV EC3, sejenis mobil yang sebagian besar digunakan oleh aplikasi berbagi tumpangan yang bangkrut.
Baca Juga
Kegagalan bisnis ini dan bukan konspirasi terkait subsidi pemerintah kemungkinan besar menjadi penyebab banyaknya kendaraan listrik yang terbengkalai.
Rainford selanjutnya menyebut beberapa alasan mengapa aplikasi ride-sharing gagal untuk diterapkan di China yang transportasi umumnya lebih cepat dan lebih murah dibandingkan berkendara di kota-kota di China dan lebih sedikit ruang parkir yang membuat pengguna merasa tidak nyaman.
Selain itu, booming kendaraan listrik di China telah menyebabkan banyak kemajuan pesat di bidang ini yang berarti bahwa sebagian besar model sebelum tahun 2016 yang akhirnya ditinggalkan digantikan oleh model-model yang lebih baru.
“Mobil-mobil ini telah digantikan oleh model-model yang jauh lebih baik karena pasar kendaraan listrik China telah mengalami revolusi yang luar biasa sejak tahun 2016. Intinya, mobil-mobil ini adalah sisa-sisa yang tidak diinginkan dari kebangkitan pengembangan kendaraan listrik,” jelas Rainford dalam video tersebut.
Menurutnya, hal ini tidak menyenangkan dan tentu saja terasa boros. Harapannya adalah seseorang menemukan cara untuk mendaur ulang atau menggunakan kembali mobil-mobil ini.
Industri daur ulang baterai kendaraan listrik masih dalam tahap awal, tetapi pertumbuhannya sangat penting. Baterai EV masih dibuat menggunakan unsur tanah jarang yang tidak terbarukan dan menyebabkan kerusakan lingkungan saat ditambang.
Untungnya, kemajuan telah dicapai dalam industri tersebut, termasuk di China, meninggalkan harapan bahwa sesuatu yang baik dapat terjadi dengan mobil-mobil yang ditinggalkan ini pada masa depan. (Nizar Fachri Rabbani)