Bisnis.com, SOLO - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengaku cemas akan tindakan warganya yang terlalu banyak suap.
Diketahui, warga Ukraina ramai-ramai melakukan suap kepada petugas untuk menghindari perang. Mereka membayar untuk mendapatkan surat pengecualian medis.
Dalam pidatonya, ia mengatakan bahwa kasus suap ini meningkat tajam sejak invasi Rusia berlangsung pada Februari 2022 lalu.
"Ada contoh daerah di mana jumlah pengecualian untuk dinas militer karena keputusan komisi medis meningkat 10 kali lipat sejak Februari tahun lalu," kata Zelensky dalam sebuah video, dikutip dari Al Jazeera.
Adapun jumlah uang yang diberikan kepada petugas untuk menghindari perang yakni mulai dari 3.000 dolar hingga 15.000 dolar.
Suap tersebut, lanjut Zelensky, diberikan kepada petugas dari berbagai struktur yakni pejabat daerah, polisi, petugas medis, hingga pejabat tinggi.
Baca Juga
"Kita berbicara tentang setidaknya ribuan orang," katanya.
Sejak beberapa waktu terakhir, kasus korupsi di Ukraina memang merajalela, terutama setelah invasi Rusia pecah di negara itu.
Diketahui, semua pria Ukraina berusia 18-60 tahun yang dinilai layak wajib militer dilarang meninggalkan Ukraina.
Mereka diminta untuk terjun perang melawan Rusia. Namun kewajiban itu bisa dikesampingkan ketika mereka mengantongi surat pengecualian dari medis.
Presiden Zelensky sempat memecat sejumlah pejabat. Terbaru, ia memecat semua kepala pusat perekrutan tentara regional Ukraina. Dia mengatakan lebih dari 100 kasus kriminal telah dibuka usai penyelidikan terkait skandal korupsi di kantor perekrutan wilayah Odessa selatan diluncurkan bulan lalu.
Seorang pejabat komisaris bernama Yevhen Borysov terbukti melakukan korupsi. Ditemukan real estate dan kendaraan mewah senilai jutaan dolar yang diduga dimiliki keluarganya di Spanyol.