Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pertahanan Inggris sebut bahwa Rusia kini memanfaatkan jembatan poton untuk mengirimkan logistik ke pasukan di Krimea.
Menurut Kemenhan Inggris penggunaan jembatan ponton menunjukkan bahwa pasukan Rusia yang menduduki Krimea dan Oblast Kherson menghadapi masalah logistik.
Penggunaan jembatan ponton itu dampak serangan Ukraina di jembatan yang menghubungkan dua wilayah yang diduduk Rusia,.
Pada 6 Agustus, militer Ukraina mengonfirmasi serangan terhadap jembatan Chonhar dan Henichesk yang secara strategis penting, yang menghubungkan Krimea utara dengan Oblast Kherson.
Masih digunakannya jembatan ponton sementara menunjukkan bahwa jembatan permanen belum diperbaiki.
Jembatan terapung ini menciptakan gesekan dan kemacetan logistik, karena pasukan Rusia sebagian bergantung pada pengalihan panjang melalui Armiansk di Krimea barat laut. Krimea adalah pusat logistik utama pasukan Rusia di Ukraina selatan.
Baca Juga
Pada akhirnya, jembatan ponton “tidak mungkin dapat sepenuhnya menopang arus kendaraan berat yang membawa amunisi dan persenjataan ke depan,” tambah kementerian tersebut.
Proksi Rusia di Oblast Krimea dan Kherson mengatakan Ukraina menghantam jembatan pada 6 Agustus menggunakan rudal Storm Shadow/SCALP buatan Inggris-Prancis. Militer Ukraina tidak merinci jenis rudal yang menghantam jembatan.
Ukraina telah berulang kali menargetkan Jembatan Chonhar sejak Juni 2023, karena jembatan tersebut berfungsi sebagai rute kereta tercepat Rusia dari Krimea yang diduduki ke garis depan selatan.
Institute for the Study of War (ISW) memperkirakan pada 6 Agustus bahwa serangan tersebut kemungkinan besar akan menyebabkan masalah logistik yang besar.
ISW menunjukkan bahwa beberapa jalan yang telah dialihkan lalu lintasnya oleh pasukan Rusia setelah serangan jembatan "dalam jangkauan artileri" pasukan Ukraina di Oblast Kherson.
Hal ini dapat memaksa pasukan Rusia mengambil jalan belakang yang kurang efisien, memperlambat pengangkutan peralatan dan personel ke garis depan selatan, kata ISW.