Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kualitas Udara Memburuk, Jokowi Berencana Terapkan Sistem Kerja Hibrida

Jokowi mendorong banyak kantor untuk melakukan sistem kerja hibrida untuk menekan polusi udara di Jabodetabek.
Suasana Masjid Istiqlal yang tertutup oleh kabut polusi di Jakarta, Selasa (25/7/2023). Berdasarkan data IQAir pukul 16.29 WIB, Jakarta tercatat menjadi kota dengan kualitas udara dan polusi terburuk di dunia dengan nilai indeks 168 atau masuk kategori tidak sehat. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/nym.
Suasana Masjid Istiqlal yang tertutup oleh kabut polusi di Jakarta, Selasa (25/7/2023). Berdasarkan data IQAir pukul 16.29 WIB, Jakarta tercatat menjadi kota dengan kualitas udara dan polusi terburuk di dunia dengan nilai indeks 168 atau masuk kategori tidak sehat. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/nym.

Bisnis.com, JAKARTA – Kualitas udara di kawasan Jabodetabek yang memburuk membuat Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengambil sejumlah strategi di antaranya akan menerapkan sistem kerja hibrida untuk menekan polusi udara.

Pada Senin (14/8/2023), Presiden memanggil jajaran menteri kabinet Indonesia Maju dan pemerintah daerah untuk melakukan rapat terbatas (ratas) terkait peningkatan kualitas udara di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek).

Beberapa strategi yang diambil Presiden untuk menekan polusi udara di Jakarta dan sekitarnya dalam jangka pendek, menengah, dan jangka panjang.

Strategi yang diambil untuk jangka pendek adalah menginstruksikan kementerian/lembaga terkait agar secepatnya melakukan intervensi yang bisa meningkatkan kualitas udara di Jabodetabek agar lebih baik.

Hal tersebut dapat dilakukan dengan rekayasa cuaca memancing hujan di kawasan Jabodetabek dan menerapkan regulasi untuk percepatan penerapan batas emisi khususmya di Jabodetabek.

Kemudian, memperbanyak ruang terbuka hijau. Menurutnya, apabila diperlukan anggaran untuk mewujudkan fasilitas tersebut, maka jajaran perlu segera menyiapkan anggaran yang dibutuhkan.

Presiden menekankan bahwa jika perlu mendorong banyak kantor untuk menerapkan sistem kerja hibrida. Artinya, karyawan boleh bekerja di kantor atau bekerja dari rumah atau tempat lain.

Karyawan boleh bekerja di kantor, tapi lebih fleksibel dan tidak terpaku dengan aturan bekerja dari jam 9 pagi hingga 5 sore.Konsep ini populer sejak pandemi Covid-19.

“Jika diperlukan juga, kita harus berani mendorong banyak kantor melaksanakan hybrid working, work from office, work from home (WFH) mungkin saya tidak tahu nanti dari kesepakatan di rapat terbatas ini apakah [nanti pekerja yang WFH sebanyak] 75 [persen] atau 25 [persen] atau angka yang lain,” tutur Jokowi.

Untuk upaya jangka menengah jajaran kementerian/lembaga diminta untuk konsisten menerapkan kebijakan mengurangi penggunaan kendaraan berbasis fosil dan segera beralih ke transportasi massal.

Pada Agustus 2023, moda transportasi Lintas Raya Terpadu (LRT) Jabodebek akan segera dioperasionalkan, sehingga dapat membantu kinerja moda lainnya seperti Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta yang sudah beroperasi.

“Kemudian kereta cepat bulan depan juga sudah beroperasi dan juga percepatan elektrifikasi kendaraan umum dengan bantuan pemerintah,” ucapnya.

Adapun, upaya jangka panjang setiap pihak diinstruksikan untuk memperkuat aksi mitigasi dan adaptasi perubaham iklim.

“Harus dilakukan pengawasan kepada sektor industri dan pembangkit listrik terutama di sekitar Jabodetabek dan terakhir terus mengedukasi publik yang seluas-luasnya,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Halaman
  1. 1
  2. 2
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper