Menurut laporan tersebut, senjata ini cukup ringan untuk dibawa oleh prajurit pejalan kaki dan dilengkapi dengan hulu ledak dan kamera, senjata ini dapat mengorbit ke suatu area sambil menyampaikan citra ke operator yang memutuskan kapan akan menabrak target.
Senjata ini dirancang untuk memberi infanteri kemampuan tembakan tidak langsung untuk mencapai target yang terlindung dari pandangan oleh medan atau rintangan lainnya.
Militer AS berusaha mengganti Switchblade yang telah diproduksi selama bertahun-tahun, pasukan Ukraina sering mengikat bahan peledak kecil ke quad-copters yang diproduksi secara komersial, mengubahnya menjadi drone bunuh diri yang mampu melumpuhkan kendaraan lapis baja dan artileri.
Namun Rusia telah menggunakan amunisi kelas militer Lancet 3 berkeliaran untuk memburu artileri Ukraina dan mengganggu serangan balasan Ukraina.
Semua ini membuat LASSO menarik di berbagai level. Dan menjadi indikasi bahwa Angkatan Darat AS tidak lagi tertarik pada Switchblade, amunisi berkeliaran seukuran ransel yang telah digunakan oleh Angkatan Darat, Korps Marinir, dan Komando Operasi Khusus selama lebih dari satu dekade, termasuk di Afghanistan.