Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia Marketing Association (IMA) berupaya mendorong UMKM naik kelas dengan memberikan pelatihan, membukan akses pasar hingga mempermudah UMKM dalam mengakses pembiayaan melalui program UMKM Award.
Presiden IMA Pusat Suparno Djasmin mengatakan IMA UMKM Award merupakan bentuk komitmen IMA terhadap pengembangan UMKM di Indonesia, yang selaras dengan visi IMA untuk Indonesia yang lebih baik.
Dia berharap melalui IMA UMKM Award dapat membantu UMKM di Indonesia untuk meningkatkan kualitas produknya, memahami proses branding, dan memenuhi kebutuhan para konsumen dengan baik.
“IMA percaya bahwa dengan memberikan akses atas pengetahuan dan keterampilan yang mumpuni, UMKM di Indonesia dapat meningkatkan daya saing bisnis mereka di tengah tantangan pasar yang kompetitif,” kata Suparno, dikutip Minggu (30/7/2023).
Suparno yang juga menjabat sebagai Direktur Astra mengatakan bahwa rangkaian IMA UMKM Awards mendapat antusiasme yang tinggi dari kalangan UMKM Indonesia, dari Sabang sampai Merauke.
Sebanyak 477 UMKM dengan 58,5 persen dari golongan usaha UMKM Umum dan 41,5 persen dari golongan usaha UMKM Pariwisata mendaftarkan diri dalam rangkaian IMA UMKM Awards.
Baca Juga
IMA melakukan proses seleksi tahap 1, yaitu seleksi administrasi dan motivasi, yang melibatkan Chapter IMA dari seluruh Indonesia sebagai tim kurator dan menghasilkan 287 UMKM yang memiliki rentang omset Rp60 juta hingga Rp2,5 miliar.
Pada tahap pertama, kata Suparno, tim kurator mempertimbangkan kelengkapan dokumen serta hasil wawancara dengan menilai beberapa aspek seperti potensi, motivasi, tujuan dan dampak usaha, model dan strategi bisnis yang dijalankan, dan segmen pasar sasaran.
Sebelum melaju ke tahap pemaparan bisnis. IMA terlebih dahulu memberikan persiapan kepada peserta berupa pelatihan dan workshop. Tahap ini ditujukan untuk mematangkan pengetahuan, kemampuan, dan perencanaan bisnis para UMKM sebelum memasuki tahap seleksi perencanaan bisnis.
“Penghargaan ini bukanlah sekadar ajang perlombaan semata. IMA ingin memberikan dukungan maksimal kepada UMKM dengan menyediakan pelatihan dan workshop yang bertujuan untuk mengasah pengetahuan, meningkatkan kemampuan, serta merancang rencana bisnis yang matang,” kata Suparno.
Sekitar 287 UMKM yang berhasil melewati tahap seleksi pertama melanjutkan tahap pelatihan dan workshop yang dimulai sejak 8 Juli hingga 26 Agustus 2023. Pelatihan ini merupakan upaya IMA untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan UMKM di Indonesia dengan menghadirkan pakar dari Alumni Certified Professional Marketer (CPM) dan pengurus IMA yang memiliki pengalaman luas di bidang tersebut.
50 UMKM tersaring pada pelatihan dan workshop ini berfokus pada bidang pemasaran bisnis dan keterkaitannya antara lain dengan Sustainable Development Goals (SDGs), kerja sama Indonesia Global Compact Network (IGCN), perempuan, dan kaum muda.
Pada tahap ini, para mentor akan melatih dan memantau secara khusus untuk meningkatkan kemampuan para peserta dan memilih 50 UMKM untuk melanjutkan ke tahap ketiga, yaitu mentoring dan coaching.
Setelah melalui tahap mentoring dan coaching, IMA akan memilih 20 UMKM untuk melaju ke tahap final. Pada tahap final, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Indonesia, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, serta Suparno Djasmin selaku President IMA Pusat, sebagai juri yang menilai perencanaan bisnis yang telah dirancang.
Sebagai penghargaan bagi enam finalis UMKM yang berhasil memenangkan tahap final, IMA memberikan kesempatan bagi mereka untuk turut serta dalam pameran yang diselenggarakan IMA untuk memberikan testimoni atas peningkatan bisnisnya.
Melalui pameran ini, keenam pemenang memiliki peluang untuk mendapatkan partner bisnis dan pemodal yang sesuai dengan kebutuhan. Para finalis UMKM juga berkesempatan untuk melakukan presentasi bisnis di hadapan pemodal yang berpotensi memberikan dana investasi kepada mereka yang terdiri dari pihak bank, perusahaan venture, dan lembaga keuangan.
Pendanaan ini diharapkan dapat membantu UMKM dalam mengatasi tantangan finansial yang seringkali menjadi hambatan dalam pengembangan bisnis.