Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SOKSI Ingin Luhut Gantikan Airlangga Sebagai Ketum Golkar

Salah satu organisasi pendiri Partai Golkar, Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI), ingin Luhut gantikan Airlangga sebagai ketua umum.
SOKSI Ingin Luhut Gantikan Airlangga Sebagai Ketum Golkar. Ketua Umum (Ketum) Golkar Airlangga Hartarto saat menghadiri acara Halal Bi Halal DPD Partai Golkar se-Daerah Istimewa Yogyakarta serta silaturahmi Relawan Partai Golkar di Kulonprogo, Jumat (28/4/2023)./Twitter @airlangga_hrt
SOKSI Ingin Luhut Gantikan Airlangga Sebagai Ketum Golkar. Ketua Umum (Ketum) Golkar Airlangga Hartarto saat menghadiri acara Halal Bi Halal DPD Partai Golkar se-Daerah Istimewa Yogyakarta serta silaturahmi Relawan Partai Golkar di Kulonprogo, Jumat (28/4/2023)./Twitter @airlangga_hrt

Bisnis.com, JAKARTA - Salah satu organisasi pendiri Partai Golkar, Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI), ingin Ketua Dewan Penasihat Partai Golkar Luhut Binsar Pandjaitan menggantikan Airlangga Hartarto sebagai ketua umum Partai Golkar.

Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional SOKSI Lawrence T.P. Siburian menjelaskan, pihaknya sudah melakukan penilaian ke tokoh-tokoh potensial pengganti Airlangga.

"Kita sudah menganalisis satu persatu, ya seperti Pak Luhut, Pak Bahlil [Menteri Investasi], kemudian itu Pak Agus Gumiwang [Menteri Perindustrian], kemudian itu Pak Bambang Soesatyo [Ketua MPR], dan lain-lain. Jadi kita sudah bahas dan kita sudah pada satu kesimpulan bahwa mereka itu memang punya kapasitas," ungkap Lawrence saat dihubungi, Selasa (25/7/2023).

Meski begitu, lanjutnya, di tengah situasi jelang Pemilu 2024 maka SOKSI melihat ketua umum baru Golkar harus punya kemampuan kepemimpinan, manajemen, dan jaringan yang luas. Pilihan pun jatuh ke Luhut.

"Nah dari analisis kita yang punya kapasitas untuk menjadi ketua umum tersebut kita jatuhkan pilihan kita pada Pak Luhut, karena situasi yang sudah sangat singkat tentu kami punya kriteria untuk menilai itu," jelas mantan Ketua Mahkamah Partai Golkar.

Lawrence menjelaskan, pihaknya mendorong Partai Golkar menggelar musyawarah nasional luar biasa (munaslab) untuk menggantikan Airlangga. Menurutnya, banyak alasan Airlangga gagal memimpin Golkar, salah satunya elektabilitas partai yang menurun.

"Banyak juga menteri yang menjadi ketua umum partai di kabinet, misalnya Pak Prabowo, dia ketua umum Gerindra, dia menteri pertahanan, tapi partainya tuh naik elektabilitas suaranya. Jadi ini bukan soal rangkap jabatan, ini soal leadership," ucapnya.

Tak hanya itu, elektabilitas Airlangga sendiri tak kunjung naik sebagai calon presiden (capres). Padahal, lanjutnya, partai sudah mengusungnya sebagai capres di Pilpres 2024.

"Kan orang mau menang, bagaimana kalau dia punya elektabilitas enggak sampai satu persen? Orang kan takut kalah kalau bergabung sama dia [berkoalisi dengan Golkar], kan begitu," ujar Lawrence.

Di sisi lain, Ketua DPP Partai Golkar Dave Laskono menyatakan pihaknya belum akan menggelar musyawarah nasional luar biasa (munaslub), meski Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan siap menjadi ketua umum (ketum) Partai Golkar.

Dave berpendapat, internal Golkar masih solid sehingga belum terpikir untuk menggelar munaslub.

"Memang tidak ada isu yang dapat menjurumus ke arah munaslub, Golkar masih dalam keadaan guyub dan solid," jelas Dave saat dihubungi, Sabtu (22/7/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper