Bisnis.com, SOLO - Rocky Gerung menyalahkan Megawati soal rumor yang megatakan Jokowi cenderung mendukung Prabowo Subianto.
Belakangan, muncul rumor jika Jokowi cenderung berpihak kepada Prabowo Subianto ketimbang Ganjar Pranowo. Bukan tanpa alasan, di Solo, baliho yang memperlihatkan kebersamaan Jokowi dan Prabowo masif dipasang di beberapa titik.
Saat dimintai keterangan, putra Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka, juga menolak berkomentar lebih lanjut dan memilih tersenyum.
Dugaan ini diamini oleh pihak Gerindra. Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman meyakini arah dukungan politik Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2024 mengarah ke Prabowo Subianto.
"Kalau saya ngomong pasti saya ngomong iya dong. Anda menanya hal yang enggak perlu ditanyakan. Pasti dong," katanya.
Meski sudah mendapatkan bantahan dari PDIP, namun isu Jokowi berpihak ke Prabowo terus berembus hingga saat ini.
Baca Juga
Menanggapi hal tersebut, filsuf sekaligus akademisi Rocky Gerung justru membaca dari sudut pandang yang berbeda.
Dilansir dari cuplikan video di kanal YouTubenya, Rocky mengatakan jika Jokowi mendukung Prabowo karena Ketum PDIP, Megawati, salah pilih Capres.
"Saya rasa bu Mega harus melakukan refleksi secara serius. Saya rasa ini terjadi karena salah tulis nama dari Kartini (Puan Maharani) ke Kartono (Ganjar Pranowo)," kata Rocky.
Menurut Rocky, Puan Maharani "lebih menjual" ketimbang Ganjar Pranowo. Apalagi, memilih Puan sebagai Capres PDIP artinya menjaga prinsip dasar PDIP soal "Ojo Pedot Oyot" yang selama ini digaungkan.
Masih menurut Rocky, gender juga menjadi salah satu isu serius yang perlu dipertimbangkan. Akan lebih baik jika pasangan Capres dan Cawapres berasal dari gender yang berbeda.
"Yang pantas memang Puan. Apalagi Puan sudah bertemu AHY. Bagaimana kalau kita usulkan politik itu berdasar keseimbangan gender. Jadi PDIP kembali ke prinsip dasarnya yaitu calonnya dari kalangan Soekarno. Dan Puan lebih enak di situ," ia menambahkan.
"Saya sarankan kepada PDIP, Puan harus dimunculkan. Satu perempuan, satu laki-laki, dua-duanya muda itu. Demikian juga dengan Pak Prabowo dengan Yenny Wahid, itu dapat juga kan, Gerindra dengan PKB dan NU itu."
Menurut Rocky, salah pilih nama Capres inilah yang kemudian menjadi salah satu alasan mengapa Jokowi disebut cenderung berpihak kepada Prabowo.
"Yang paling buruk PDIP itu, terpaksa mereka harus zig-zag kiri-kanan. Ini memutuskan, Jokowi memutuskan dia tidak akan lagi ke PDIP. Saya kira itu lebih konkrit, bukan PDIP yang memutuskan Jokowi bukan kader dia, itu lebih bermutu mengatakan Jokowi tidak ingin lagi diarahkan oleh PDIP. Nantinya Jokowi akan independen. Lalu ke mana Jokowi, ya pasti ke Prabowo," imbuhnya.