Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Rusia Vladimir Putin berduka atas meninggalnya mantan Perdana Menteri (PM) Italia Silvio Berlusconi. Dia menyebut Berlusconi sebagai "teman sejati".
Dalam sebuah pernyataan, Presiden Rusia mengatakan dia selalu mengagumi "kebijaksanaan" dan "kemampuan Berlusconi untuk membuat keputusan yang seimbang dan berpandangan jauh ke depan".
Berlusconi meninggal setelah mengalami sakit infeksi paru dan leukimia. Dia telah dirawat sejak bulan April lalu, dan meninggal pada usia 86 tahun di Rumah Sakit San Raffaele di Milan.
Melansir BBC, Selasa (13/6/2023), Presiden Prancis Emmanuel Macron mengirimkan belasungkawa kepada keluarga Berlusconi dan rakyat Italia atas nama rakyat Prancis.
Dia menggambarkan Berlusconi sebagai "tokoh utama di Italia kontemporer", dengan mengatakan bahwa dia "berada di garis depan kancah politik selama bertahun-tahun, dari pemilihan pertamanya sebagai anggota parlemen pada tahun 1994 hingga mandat senator yang dia pegang hingga hari-hari terakhirnya".
Di Amerika Serikat (AS), Juru Bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan Italia adalah sekutu utama AS dan Berlusconi telah "bekerja sama dengan beberapa pemerintahan AS untuk memajukan hubungan bilateral kami".
Baca Juga
Berlusconi menderita kanker darah yang langka, leukemia myelomonocyte kronis menurut dokter di San Raffaele mengungkapkan pada bulan April.
Dia kembali mengalami gangguan kesehatan setelah tertular Covid-19 pada tahun 2020. Sejauh ini, belum ada konfirmasi resmi penyebab pasti kematiannya.
Lahir pada tahun 1936 di Milan, Berlusconi memulai kariernya menjual penyedot debu, sebelum mendirikan perusahaan konstruksi.
Dia kemudian menjadi salah satu orang terkaya Italia, membangun kerajaan bisnis yang mencakup jaringan televisi, perusahaan penerbitan, dan biro iklan.
Selain itu, dia mendapat pengakuan internasional sebagai pemilik klub sepak bola legendaris AC Milan - yang ia selamatkan dari kebangkrutan pada 1986 - sebelum terjun ke dunia politik pada 1990-an.