Bisnis.com, JAKARTA - Sebagaimana diketahui dalam seminggu terakhir hingga hari Sabtu (10/6/2023) kita memperoleh berbagai informasi mulai dari ekonomi China, AS hingga kejadian di New York.
Berikut beberapa informasi yang telah dirangkum oleh Bisnis (10/6/2023) yang dapat Anda ketahui. Menghadapi tantangan perubahan Iklim
Penduduk New York kini perlu kembali menggunakan maskernya untuk menghadapi asap dari Kanada. Tak hanya itu, penduduk Shanghai juga sedang memerangi suhu panas seperti penjualan AC yang meningkat di seluruh Asia saat musim panas El Nino yang panjang dan tidak dapat diprediksi.
Tekanan Ekonomi China
Jika pada awal 2023 banyak ahli strategi ekuitas di Wall Street memprediksi lonjakan besar pada saham-saham China, kali ini saham-saham tersebut turun hampir 20 persen dalam penjualan besar senilai US$1,5 triliun. Kini para analis menyarankan pemulihan yang lebih moderat dan berjangka panjang.
Sebelumnya pada Jumat (9/6) bank-bank besar China juga telah memangkas suku bunga deposito untuk membantu menggenjot perekonomian. Permintaan Pabrik China juga turun tajam pada Mei 2023, penurunan tercepat selama 7 tahun terakhir.
Gubernur bank sentral PBOC juga mengatakan bahwa China sedang pulih dari dampak Covid-19 dan keuangan berbagai perusahaan di negaranya sedang diperbaiki.
Gubernur Yi Gang juga berharap PDB China secara tahunan (yoy) pada kuartal II/2023 akan tinggi karena dasar yang rendah. Inflasi juga diharapkan bertumbuh secara bertahap pada paruh kedua tahun ini dan mencapai lebih dari 1 persen (yoy) pada Desember 2023.
Dilema AS dan Kesepakatan The Fed
Amerika Serikat masuk dalam pasar yang bullish minggu ini. Para trader memiliki dilema yang berbeda. Tak hanya itu, perhatian kini juga berpusat pada pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS) yakni The Fed mengenai suku bunga acuan.
Menurut para ekonom yang disurvei Reuters pada 2-7 Juni 2023 sebanyak 90 persen ekonom percaya bahwa The Fed tidak akan menaikkan suku bunganya pada pertemuan 13-14 Juni mendatang dan tetap bertahan pada suku bunga acuan sebesar 5-5,25 persen.
Namun, terdapat juga beberapa argumen dari ekonom bahwa kenaikan suku bunga acuan lebih mudah dilakukan pada pertemuan mendatang nanti, agar tidak sulit dalam melawan inflasi.
Tren Baru dalam Merekrut Pekerja
Survei menunjukan bahwa lebih dari 80 persen pengusaha percaya bahwa mereka seharusnya merekrut orang berdasarkan keterampilan dibandingkan gelar.
Namun, setengah dari perusahaan mengatakan bahwa mereka masih merekrut lulusan perguruan tinggi karena dirasa lebih aman. Menurut LinkedIn, hal ini akan segera berubah.
Singapura jadi Salah Satu Kota yang Tidak Terjangkau bagi Ekspatriat
Singapura menjadi salah satu kota yang paling tidak terjangkau bagi ekspatriat. Singapura naik dari peringkat ke-13 tahun lalu dan berhasil masuk ke dalam lima besar untuk pertama kalinya.Lima besar tersebut secara berurutan terdiri dari New York (Amerika Serikat), Hong Kong (China), Geneva (Swiss), London (Inggris) dan Singapura.