Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Patuhi Batas Senjata Nuklir, jika Rusia Patuhi New START

AS akan mematuhi pembatasan senjata nuklir yang diatur pada New START, asalkan Rusia melakukan hal yang sama.
Senjata nuklir memiliki daya ledak ribuan kalilipat dibandingkan dengan bom berbahan baku TNT./8pmprimetimenews.com
Senjata nuklir memiliki daya ledak ribuan kalilipat dibandingkan dengan bom berbahan baku TNT./8pmprimetimenews.com

Bisnis.com, JAKARTA - Amerika Serikat (AS) akan menawarkan untuk mematuhi batas senjata nuklir yang ditetapkan dalam perjanjian New START sampai berakhirnya 2026 jika Rusia melakukan hal yang sama, untuk meningkatkan keamanan global. 

Para pejabat mengatakan bahwa Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan akan menyampaikan tawaran itu dalam pidatonya di hadapan Arms Control Association, kelompok advokasi pengendalian senjata tertua AS pada Kamis (1/6/2023). 

Melansir Reuters, Sullivan mengatakan pemerintahan Presiden Joe Biden terbuka untuk melanjutkan pembicaraan tanpa syarat dengan Moskow tentang pengelolaan bahaya nuklir, termasuk mengganti New START dengan pakta baru. 

Dia juga mengatakan bahwa AS siap untuk memulai dialog pengurangan risiko dengan China, yang memperluas persenjataan nuklirnya, seruan yang sejauh ini ditolak Beijing di tengah ketegangan yang mendalam dengan Washington. 

"Ketika hubungan politik rendah, ketika ketegangan tinggi, kami menemukan bahwa pengendalian senjata dan pengurangan risiko nuklir menjadi yang paling penting dan kami berpendapat bahwa kami menemukan diri kami pada saat itu hari ini," kata seorang pejabat.

Rusia Tangguhkan Partisipasi

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Moskow menangguhkan partisipasi dalam New START, pakta terakhir yang tersisa, membatasi senjata nuklir strategis AS dan Rusia, pada 21 Februari lalu. 

Putin menuntut agar Washington mengakhiri dukungannya untuk perjuangan Ukraina melawan invasi Rusia, dan membawa Prancis dan Inggris ke dalam pembicaraan pengendalian senjata.

Pemerintah AS menyatakan tindakan Putin selama ini tidak bertanggung jawab dan telah melanggar hukum.

Perjanjian New START ditandatangani pada 2010 dan akan berakhir pada Februari 2026. New START membatasi jumlah hulu ledak nuklir strategis yang dapat dikerahkan pihak-pihak tersebut pada 1.550.

Adapun ini juga membatasi jumlah rudal dan pembom berbasis darat dan kapal selam yang dapat mengirimkan 700 hulu ledak. 

Para pejabat mengatakan bahwa Sullivan akan menawarkan kepatuhan AS pada batasan tersebut melalui berakhirnya perjanjian, jika Rusia juga melakukannya. 

Dia akan membahas pentingnya mempertahankan yang tersisa dari New START, termasuk perlunya timbal balik, kepatuhan berkelanjutan pada batas perjanjian.

Sementara itu, Sullivan akan menyatakan kembali keterbukaan untuk mengganti New START.

Pakta baru harus memperhitungkan penumpukan senjata nuklir China, yang menurut Pentagon kemungkinan akan lebih dari tiga kali lipat persenjataan Beijing menjadi 1.500 hulu ledak pada 2035.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Erta Darwati
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper