Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan mengatakan pada 1 Juni bahwa bertentangan dengan persepsi Barat, Armenia bukanlah sekutu Rusia dalam perangnya melawan Ukraina.
"Ini tidak pernah diucapkan dengan lantang, tapi saya pikir ini menunjukkan: dalam perang dengan Ukraina, kami bukan sekutu Rusia. Dan perasaan kami dari perang ini, dari konflik ini adalah kecemasan, karena itu secara langsung memengaruhi semua hubungan kami" kata Pashinyan dalam sebuah wawancara dengan CNN.
Pashinyan perlu memberikan klarifikasi karena selama ini, pihak barat mengira bahwa Armenia merupakan sekutu Rusia.
"Di Barat, mereka memperhatikan bahwa kami adalah sekutu Rusia, mereka lebih memperhatikan ini. Dan di Rusia mereka melihat bahwa kami bukan sekutu mereka dalam perang dengan Ukraina. Dan ternyata kami bukan sekutu siapa pun di situasi ini, yang berarti kita rentan."
Armenia saat ini menjadi bagian dari Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO), sebuah aliansi militer antar pemerintah di Eurasia yang terdiri dari enam negara pasca-Soviet, termasuk Rusia.
Pada 22 Mei, Pashinyan menyebutkan kemungkinan penarikan Armenia dari blok tersebut jika dianggap organisasi tersebut "tidak mampu". Ini akan menandai langkah yang jelas dari hubungan dengan Rusia.
Baca Juga
Namun sebelumnya, pejabat Armenia lainnya mengumumkan bahwa Armenia tidak akan menangkap diktator Rusia Vladimir Putin berdasarkan surat perintah penangkapan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) yang dikeluarkan pada 17 Maret.