Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasok Senjata dari Mali ke Ukraina, AS Jatuhkan Sanksi kepada Anggota Wagner

AS menjatuhkan sanksi terhadap seorang pria yang dituduh mengawasi operasi Grup Wagner di Mali. Tentara bayaran Rusia ini dicurigai memasok senjata ke Ukraina.
Sebuah mural memuji kelompok Wagner Rusia dan tentara bayarannya yang bertempur di Ukraina pada 30 Maret 2022 di Beograd, Serbia. Kebijakan luar negeri Serbia berupaya mencapai keseimbangan antara Rusia dan Uni Eropa, dengan Rusia dianggap sebagai sekutu spiritual dan budaya, tetapi Uni Eropa adalah mitra ekonomi dan investor terbesar di Serbia./Bloomberg/Getty Images
Sebuah mural memuji kelompok Wagner Rusia dan tentara bayarannya yang bertempur di Ukraina pada 30 Maret 2022 di Beograd, Serbia. Kebijakan luar negeri Serbia berupaya mencapai keseimbangan antara Rusia dan Uni Eropa, dengan Rusia dianggap sebagai sekutu spiritual dan budaya, tetapi Uni Eropa adalah mitra ekonomi dan investor terbesar di Serbia./Bloomberg/Getty Images

Bisnis.com, JAKARTA – Amerika Serikat (AS) menjatuhkan sanksi terhadap seorang pria yang dituduh mengawasi operasi Grup Wagner di Mali. Tentara bayaran Rusia ini dicurigai memasok senjata ke Ukraina melalui Mali, Afrika Barat.

Melansir Bloomberg, Jumat (25/5/2023),  negara-negara sekutu berupaya menindak upaya Rusia untuk menjalankan senjata melalui Afrika Barat untuk mendukung invasi Ukraina.

Departemen Keuangan AS memberikan sanksi kepada Ivan Maslov, yang diidentifikasi sebagai kepala unit paramiliter Wagner dan pejabat paling seniornya di Mali, menurut sebuah pernyataan.

Sanksi itu “mengganggu operasi kunci yang mendukung kegiatan global kelompok itu,” kata Wakil Menteri Terorisme dan Intelijen Keuangan Brian Nelson.

Awal pekan ini, AS mengatakan mencurigai Wagner mencoba mengirim senjata ke pejuang di Ukraina melalui Mali menggunakan dokumen palsu dan cara lain untuk mengaburkan ke mana senjata itu diarahkan.

AS telah berulang kali menjatuhkan sanksi terhadap  Wagner dan struktur kepemimpinannya, termasuk pendirinya, Yevgeny Prigozhin. Upaya-upaya itu sejauh ini tidak banyak mempengaruhi operasi kelompok itu, termasuk dorongannya untuk beroperaso di beberapa negara Afrika.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nancy Junita
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper