Bisnis.com, JAKARTA - Kota Bakhmut yang diklaim oleh Rusia pada Sabtu (20/5/2023) dan ditolak oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Minggu (21/5/2023), dikenal sebagai kota anggur dan mawar sebelum perang, tapi kini menjadi neraka bumi.
Sebelum Rusia melancarkan agresi militer ke Ukraina, kota itu memiliki populasi sekitar 72.000 orang.
Kota ini dilintasi oleh Sungai Bakhmutka di wilayah Donetsk - salah satu dari empat wilayah Ukraina yang diklaim telah dianeksasi Rusia tahun lalu tanpa sepenuhnya mengendalikan mereka berbulan-bulan setelah invasi.
Berada di dasar lembah, kota ini sangat sulit dipertahankan dari serangan.
Melansir Channel News Asia, Senin (22/5/2023), Bakhmut dulunya merupakan pusat kereta api penting di daerah yang terkenal dengan penambangan garam. Kota industri ini telah menjadi pusat pertempuran di timur Ukraina sejak musim panas lalu yang telah menyebabkan banyak reruntuhan.
Tentara Ukraina yang mempertahankannya mendefinisikan pertempuran itu sebagai "neraka di Bumi" atau menyebutnya sebagai "Verdun" baru - pertempuran terpanjang dalam Perang Dunia I.
Baca Juga
Di dekat Bakhmut jurnalis video AFP Arman Soldin terbunuh oleh tembakan roket pada 9 Mei saat meliput.
Pada bulan Maret, pejabat setempat memperkirakan penduduk sipil yang tersisa hanya 3.000 orang.
Kota Anggur
Kota ini juga terkenal dengan anggur bersoda yang terkenal - yang produksinya kini telah berpindah ke wilayah Odesa.
Bakhmut juga disebut Artemovsk antara 1924 dan 2016 - sebuah penghormatan kepada seorang revolusioner Soviet yang dijuluki "Artem".
Bakhmut juga pernah dikenal sebagai "kota anggur dan mawar".
Sebuah jalan kota yang dijuluki "Rose Alley" memecahkan rekor Ukraina karena memiliki 5.000 mawar di sepanjang jalan itu.
Selama berbulan-bulan, hanya satu jalan yang menghubungkan unit Ukraina yang bertahan di bagian Barat kota dengan sisa pasukan mereka.
Oleh karena penuh dengan kendaraan yang terbakar habis, itu dijuluki oleh tentara sebagai "Jalan Kehidupan".
Ketika konflik antara Kyiv dan separatis yang didukung Moskow pertama kali dimulai pada tahun 2014, para pejuang pro-Rusia mencoba untuk mengambil alih Bakhmut tetapi dihalau oleh militer Ukraina pada bulan Juli tahun itu.
Saat beberapa ahli mempertanyakan kepentingan strategis Bakhmut, Zelenskyy mengatakan pada bulan Maret bahwa penguasaannya dapat meninggalkan "jalan terbuka" bagi pasukan Rusia untuk menyerang Kota Sloviansk dan Kramatorsk.
Ketika wartawan AFP mengunjungi kota itu bulan lalu, mereka menemukan gedung-gedung bekas artileri yang halamannya dipenuhi logam bengkok dari taman bermain yang dibom, pecahan kaca, dan salib darurat di atas kuburan warga sipil yang dikubur dengan tergesa-gesa.
Beberapa warga sipil - seringkali orang tua - menolak untuk pergi meskipun mereka tinggal di ruang bawah tanah tanpa air atau listrik.